Dan pembalikan figur dan latar belakang yang dirasakan pada saat-saat kontemplasi sesuai dengan perkembangan iman. Perkembangan ini memiliki kesejajaran tertentu dengan perkembangan pemikiran moral. Krisis relativisme remaja di Level 4 1/2 hanya dapat terjadi karena firasat yang samar tentang keberadaan norma-norma etika universal, di mana nilai-nilai dan norma-norma budaya tampak relatif dan kebetulan. Pengalaman penuh dari krisis relativisme berarti desentralisasi dari diri sendiri, di mana hubungan antara sosok dan latar belakang dibalik dan sudut pandang kabur dari prinsip-prinsip etika, yang awalnya merupakan latar belakang perasaan relativitas, muncul ke permukaan.Â
Demikian pula, dapat diperdebatkan krisis relativisme dipercepat atau diperdalam melalui pengakuan akan keterbatasan diri sendiri dari perspektif ketidakterbatasan. Jika Anda berani terlibat di dalamnya, nilai positif dari perspektif kosmis yang melekat dalam perubahan ini terungkap kepada Anda melalui perubahan sosok dan latar belakang.
Kohlberg mengutip Marcus Aurelius, Spinoza, Martin Luther King dan Thomas Aquinas sebagai bukti  mereka sendiri memiliki pengalaman non-dual dan merefleksikannya dengan cara tertentu. Dari sini mereka memperoleh hak abadi dan alami yang darinya mereka akan melegitimasi tujuan hidup mereka, keberanian moral mereka, komitmen mereka dan tindakan moral mereka.
Tampaknya Kohlberg salah menilai pentingnya tradisi spiritual yang berkaitan dengan pengembangan perspektif kosmik semacam itu. Dan dia gagal untuk mengenali pentingnya empati dan kasih sayang, yang merupakan inti dari tradisi spiritual dan memotivasi tindakan altruistik.***
citasi:
- Kohlberg, Lawrence. (1982), "Moral development," in J.M. Broughton & D.J. Freeman-Moir (Eds.), The Cognitive Developmental Psychology of James Mark Baldwin: Current Theory and Research in Genetic Epistemology, Norwood, NJ: Ablex Publishing Corp.
- Kohlberg, Lawrence (1981). Essays on Moral Development, Vol. I: The Philosophy of Moral Development. San Francisco, CA: Harper & Ro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H