Nirwana itu sendiri jauh dari konsep psikologis, dalam arti awalnya diambil dari perspektif iman, ketika psikologi masih ilmu. Namun, ini adalah cerminan yang baik dalam definisinya tentang keadaan yang dapat kita cita-citakan, titik awal yang positif untuk mengisi ulang energi dan membangun perubahan .
Pada saat yang sama, ia menawarkan kepada kita refleksi yang sangat menarik tentang peran memotivasi dan "membuat frustrasi" yang dapat dimainkan oleh keinginan tergantung pada keadaan emosi kita. Sebuah keinginan bisa menjadi batu yang akhirnya menenggelamkan kita saat kita pesimis dan  bisa menjadi sumber energi dan inspirasi lain saat kita optimis.
bersambung__
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H