Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rerangka Pemikiran Hermeneutika Dilthey (9)

16 September 2022   15:36 Diperbarui: 16 September 2022   15:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya dari orientasi ini dunia terbuka untuk pemahaman. Sifat umum (Gemeinsamkeit) dari semangat objektif menjadikan pemahaman sebagai tindakan yang dapat diartikan sebagai sikap spiritual tertentu.

Dialah yang menunjukkan kepemilikan aktor terhadap komunitas tertentu. Pemahaman dasar (das elementare Verstehen) yang Wilhelm Dilthey (1833-1911) bicarakan menyinggung karakter primitif dari kepemilikan pemahaman pada status sebelumnya yang mengkondisikannya dalam tindakannya. Sifat dasar Verstehen terletak pada kepemilikan komunitas yang, dengan isinya, membentuk totalitas interpretatif yang memungkinkan seseorang untuk mengetahui hal-hal secara individual. 

Sebelumnya, secara ontologis, ada jaringan koneksi yang diendapkan dalam objektivasi semangat yang beroperasi sebagai totalitas yang memberi makna pada kekhususan. 

Dengan cara yang mirip dengan perlakuan terhadap teks-teks otobiografi, kehidupan dalam ekspresinya mencapai kinerja hermeneutiknya dalam totalitas signifikan yang memuatnya.

Kinerja ini diberikan dari hubungan antara koneksi yang dikembangkan oleh individualitas aktif dan jalinan koneksi sebelumnya, karakter umum atau komunitas (Gesammenkeit) yang melingkupinya. Hanya dari hubungan ini pemahaman dipahami dalam bentuk tindakan dasar.

Dia awalnya bertindak sebagai kehadiran, seperti apa yang dilakukan di masa sekarang yang membatasi kemungkinan masa depan dari kategori waktu. Dan signifikansinya diberikan oleh prosedur aturan hermeneutik. Bentuk pemahaman dasar inilah yang mempengaruhi bentuknya yang lebih tinggi: Hineinversetzen (transpose), Nachbilden (reproduksi), Nacherleben (untuk menghidupkan/dialami kembali). ***

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun