Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Menulis Sejarah?

12 Mei 2022   22:01 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:06 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana menulis sejarah? Jawaban  Paul Veyne

Penulisan sejarah harus diungkap. Paul Veyne mengembangkan dalam Bagaimana seseorang menulis sejarah sebuah tesis provokatif untuk menjauhkan dirinya dari Marxisme dan strukturalisme. Dia lebih suka apa yang disebut pendekatan "komprehensif" dari sosiolog Max Weber karena memperhitungkan subjektivitas ilmuwan. 

Paul Veyne  lahir 13 Juni 1930 adalah seorang arkeolog dan sejarawan Prancis, dan spesialis Roma Kuno. Mantan mahasiswa cole Normale Suprieure dan anggota cole franaise de Rome, dia sekarang menjadi profesor kehormatan di Collge de France.

Pada tahun 1978 esai epistemologis Veyne diterbitkan kembali bersama-sama dengan esai baru tentang Michel Foucault sebagai sejarawan: "Foucault merevolusi sejarah. 

Dalam esai ini Veyne pindah dari desakan pada sejarah sebagai narasi, dan berfokus pada bagaimana pekerjaan itu Foucault merupakan perubahan besar dalam pemikiran sejarah. 

Inti dari 'revolusi' Foucauldian adalah, menurut Veyne, pergeseran perhatian dari 'objek' ke 'praktik', untuk menyoroti cara objek epistemologis diwujudkan, daripada objek itu sendiri.

Dengan esai ini Veyne memantapkan dirinya sebagai penafsir yang istimewa dan penting dari rekannya. Hubungan antara sejarawan barang antik dan filsuf juga mempengaruhi perubahan Foucault menuju jaman dahulu dalam jilid kedua History of Sexuality, serta bacaannya tentang liberalisme dalam kuliah umum (1978-199).

Pada tahun 2008 Veyne menerbitkan buku lengkap tentang Foucault, mengerjakan ulang beberapa tema dari esainya tahun 1978, mengembangkannya menjadi potret intelektual.  

Menurut Paul Veyne, sejarah tidak ditulis dengan metode ilmiah. Paul Veyne dengan blak-blakan menegaskan  sejarah bukanlah ilmu. Faktanya, ia tidak mampu menjelaskan dalam arti istilah yang ketat, yaitu menghubungkan, seperti yang dilakukan fisikawan, misalnya, suatu fenomena dengan penyebab objektifnya.

Namun, bukan sifat "manusia" dari disiplin ilmu yang membatalkan klaimnya atas keilmiahan, karena ada banyak ilmu humaniora yang ilmiah. Misalnya, ekonomi dapat secara sah mengklaim status sains karena ia mengkonstruksi formal di luar kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun