Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Filsafat Seni? Aristotle

1 Mei 2022   21:34 Diperbarui: 1 Mei 2022   21:48 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaannya berasal dari istilah medis katharsis (Yunani: "penyucian" atau "pemurnian"). Aristotle  menyatakan   tujuan tragedi adalah untuk membangkitkan "teror dan belas kasihan" dan dengan demikian mempengaruhi katarsis dari emosi-emosi ini. Maknanya yang tepat telah menjadi bahan perdebatan kritis selama berabad-abad. Dramawan dan kritikus sastra Jerman Gotthold Lessing (1729-81) berpendapat   katarsis mengubah emosi yang berlebihan menjadi watak yang baik. 

Kritikus lain melihat tragedi sebagai pelajaran moral di mana rasa takut dan kasihan yang dibangkitkan oleh nasib pahlawan yang tragis berfungsi untuk memperingatkan penonton agar tidak mencobai takdir yang sama. Interpretasi yang diterima secara umum adalah   melalui mengalami ketakutan secara perwakilan dalam situasi yang terkendali, kecemasan penonton sendiri diarahkan ke luar, dan, melalui identifikasi simpatik dengan protagonis tragis, wawasan dan pandangannya diperluas. Tragedi kemudian memiliki efek yang sehat dan memanusiakan pada penonton atau pembaca.

Citasi: ebook,pdf:

  1. Aristotle, Nicomachean Ethics (NE), Eudemian Ethics (EE), De Anima, Parts of Animals, Rhetoric, Politics, fragments of On Poets, and fragments of Homeric Problems; any edition. All translations by the author of this entry unless otherwise noted.
  2. Else, Gerald F., 1957, Aristotle's Poetics: The Argument, Cambridge, MA: Harvard University Press.
  3.  Halliwell, Stephen,  2002, The Aesthetics of Mimesis: Ancient Texts and Modern Problems, Princeton, NJ: Princeton University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun