Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Hannah Arendt Mencela Utilitarianisme?

16 Maret 2022   18:53 Diperbarui: 16 Maret 2022   19:00 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hannah Arendt/dokpri

Didirikan pada kesetaraan, memungkinkan orang untuk memahami satu sama lain, untuk menjadi bagian dari kontinuitas sejarah dan untuk mempersiapkan masa depan. 

Kembali ke sumber pemikiran Barat, Hannah Arendt menunjukkan  kerugian tindakan (tidak dapat diprediksi, tidak dapat diubah, anonimitas) telah mendorong manusia untuk mencari penggantinya; itulah sebabnya mereka mengubahnya menjadi cara pembuatan. 

Oleh karena itu, dunia modern adalah dunia homo faber, di mana segala sesuatu terdegradasi menjadi sarana dan dengan demikian kehilangan nilai intrinsik dan independennya. 

Dalam devaluasi dunia dan alam ini, manusia modern terpaksa mengakui  segala cara adalah baik untuk mengejar tujuan yang pasti. Namun, filsuf memperingatkan, melihat domain politik dalam hal tujuan dan sarana mengarah pada pilihan sarana yang tidak terkendali.

Kondisi manusia modern mengubah makna politik. Memang, penggantian tindakan dengan kerja kini membuat politik dianggap sebagai jaminan kebebasan di luar ranahnya, yang berarti melenyapkan ranah publik. 

Akibatnya, ruang pribadi menjadi hipertrofi dan membangun kerajaan kebutuhan, yang menetapkan pekerjaan sebagai nilai tertinggi. Namun, bagi Hannah Arendt, monopoli ruang privat ini memisahkan individu dari dunia, realitas, dan keberbedaan, sehingga modernitas hanya memperlihatkan masyarakat pekerja yang terisolasi satu sama lain. 

Filsuf menyebut gangguan komunikasi ini sebagai "kehancuran". Dengan demikian, para pekerja hewan bersifat apolitis,   telah meninggalkan dunia, sementara manusia yang bertindak menghuninya. 

Kesimpulan ini diklarifikasi berkat referensi permanen ke Yunani, dan pada tingkat lebih rendah ke Romawi, didirikan oleh Hannah Arendt sebagai  model politik yang tak tertandingi: "manusia tidak pernah, baik sebelum maupun sesudah, berpikir begitu tinggi dari aktivitas politik dan mengaitkan begitu banyak martabat dengan wilayah kekuasaannya" (Kondisi Manusia Modern = The Human Condition ). 

Sebagai perbandingan, modernitas tidak dapat disangkal merupakan kebobrokan aktivitas politik. Setelah menjadi sarana sederhana untuk melestarikan kehidupan, politik tidak lagi berfungsi untuk membangun dunia bersama, tetapi untuk mengelola apa yang ada berkat teknologi. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun