Dengan kata lain, hubungan subjek dengan ruang pada akhirnya tidak bergantung pada landmark spasial objektif, tetapi pada kepercayaan dirinya untuk menghuni dan bertindak di sana. Merleau-Ponty dengan demikian menegaskan tubuh memasang subjek di dunia dengan semacam keyakinan primordial dalam kapasitasnya untuk proyeksi.Â
Merleau-Ponty memberikan contoh hubungan dengan alat-alat dangkal: "subjek yang ditempatkan di depan guntingnya, jarumnya dan tugas-tugasnya yang akrab tidak perlu mencari tangan atau jari-jarinya, karena itu bukan objek yang dapat ditemukan di ruang objektif, tulang, otot, saraf, tetapi kekuatan sudah dimobilisasi oleh persepsi gunting atau jarum" (Fenomenologi persepsi).Â
Dengan memediasi realitas dengan cara ini melalui kemampuan untuk melakukan tindakan yang sudah dikenal, tubuh cenderung menganggapnya, menurut Merleau-Ponty, sebagai perpanjangan dari dirinya sendiri, sehingga membuat objek menjadi organ.
 Tubuh membuat dunia dapat dipahami. Merleau-Ponty mengajukan kebutuhan untuk memahami pemasangan subjek secara nyata oleh kekuatan aksi tubuh sebagai latar belakang semua cara berada di dunia. Memang, dengan memproyeksikan skema yang dibawanya ke dalam dirinya sendiri ke dunia luar, tubuh menanamkan di dalamnya lapisan makna primordial yang memungkinkan semua hal berikut ini.Â
Oleh karena itu filsuf memahami tubuh sebagai "ruang ekspresif pada asal mula semua yang lain, gerakan ekspresi, yang memproyeksikan makna di luar dengan memberi mereka tempat, yang membuat 'mereka mulai ada, seperti benda-benda, di bawah tangan kita, di bawah mata kita.
Tubuh adalah sarana umum kita untuk memiliki dunia" (Fenomenologi persepsi). Merleau-Ponty mengilustrasikan pandangan ini dengan dua contoh. Pertama-tama, itu membangkitkan persepsi wajah: jika secara konseptual tidak tegak atau terbalik, tentu demikian bagi subjek yang merasakan, karena individu tentu bertemu wajah manusia dengan cara ini. Merleau-Ponty kemudian menjelaskan variasi warna dengan pencahayaan menyembunyikan operasi tubuh yang mendistribusikannya.
 Contoh-contoh ini menunjukkan tubuh adalah bias penampilan objek apa pun di dunia, yang memungkinkan eksplorasi terbuka. Oleh karena itu, ia merupakan kondisi kejelasan realitas. Bagi Merleau-Ponty, penanaman makna oleh tubuh ini secara paradoks berarti  memiliki dunia lebih dari yang dimiliki olehnya.
 Citasi:
Text buku pdf, Maurice Merleau-Ponty, Phenomenology of Perception., Translated by Donald A. Landes,. This edition published 2012 by Routledge 2 Park Square, Milton Park, Abingdon, Oxon OX14 4RN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H