Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Kesadaran Masalah Pikiran Tubuh [1]

15 Mei 2021   21:39 Diperbarui: 16 Mei 2021   10:50 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain alasan-alasan yang telah disebutkan, di atas semua itu kurangnya kesepakatan di antara para introspeksionis yang membuat hampir tidak mungkin untuk membangun kerangka acuan ilmiah yang sama. Ada   masalah    introspeksi yang berhasil harus menjadikan dirinya sebagai objeknya. Untuk dapat mengamati proses mental,posisi di luar proses ini harus diambil. Namun, introspeksi hanya mungkin dari sudut pandang orang yang sudah terlibat dalam proses ini. Introspeksi tidak dapat diamati secara introspektif.

rened
rened
Dengan latar belakang dualisme, membangun psikologi ilmiah berdasarkan rasionalisme Cartesian, yang hanya menggunakan metode introspeksi yang rapuh, jelas bukan pilihan yang menarik.  Karena kesulitan filosofis yang tak terpecahkan dari dualisme pikiran-tubuh, ia segera lenyap sebagai landasan yang mungkin untuk psikologi ilmiah. Terutama keberhasilan ilmu pengetahuan alam yang gemilang di abad ke-19 dan ke-20. 

Pada abad ke-20, pada abad ke-20 psikologi pada awalnya tidak lagi berurusan dengan dimensi subjektif dari pikiran, tetapi terutama dengan perilaku orang yang dapat diukur secara empiris. Setelah konsep dualistik dalam filsafat dan psikologi terbukti tidak berguna, seseorang terpaksa membuat terobosan baru. Di bawah pengaruh ilmu alam, doktrin filosofis modern tentang materialisme berkembang pada abad ke-19, yang   memiliki pengaruh besar pada psikologi sejak awal abad ke-20. Dalam perjalanan kemunculan materialisme, gagasan metafora substansi, yang bertentangan dengan filosofi pemikiran dualistik Cartesian sebagai film yang kontras, berkembang.// bersambung ke tulisan ke [2]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun