Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apa Itu Kebijakan Fiskal?

19 Februari 2021   19:32 Diperbarui: 19 Februari 2021   20:22 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatasi ini, cukup hubungkan angka-angka ini ke pengganda pengeluaran pemerintah: (perubahan dalam pembelian pemerintah) / (1 - MPC). Ini menjadi ( Rp  20 juta) / (1 - 0.8) =  Rp  100 juta. 

Peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar  Rp  20 juta akan menyebabkan peningkatan output sebesar  Rp  100 juta. Ketika pengeluaran pemerintah meningkat, penduduk, sebagai penerima pengeluaran ini, memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat dibuang. Ketika konsumen memiliki lebih banyak pendapatan yang dapat dibuang, mereka membelanjakan sebagian dan menabung sebagian. 

Uang yang mereka belanjakan kembali ke perekonomian dan disimpan serta dibelanjakan oleh orang lain. Proses ini berlanjut. Akhirnya, perubahan akhir dalam output yang disebabkan oleh pemotongan pajak, seperti pada contoh sebelumnya, secara signifikan lebih besar daripada pemotongan pajak awal itu sendiri.

 Suku Bunga dan Kebijakan Fiskal; Kebijakan fiskal memiliki pengaruh yang jelas terhadap keluaran. Tetapi ada efek kebijakan fiskal sekunder yang kurang terlihat pada tingkat bunga. Pada dasarnya, kebijakan fiskal ekspansif mendorong suku bunga naik, sementara kebijakan fiskal kontraktif menurunkan suku bunga. Alasan di balik hubungan ini cukup jelas. 

Ketika output meningkat, tingkat harga juga cenderung meningkat. Hubungan antara output riil dan tingkat harga bersifat implisit. Menurut teori permintaan uang, ketika tingkat harga naik, orang meminta lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa. Mengingat tidak ada perubahan dalam jumlah uang beredar, peningkatan permintaan uang ini menyebabkan kenaikan tingkat bunga. 

Hal sebaliknya terjadi pada kebijakan fiskal kontraktif. Ketika output menurun, tingkat harga juga cenderung turun. Sekali lagi, hubungan antara output riil dan tingkat harga tersirat. 

Menurut teori permintaan uang, ketika tingkat harga turun, orang meminta lebih sedikit uang untuk membeli barang dan jasa. Karena tidak ada perubahan jumlah uang beredar, penurunan permintaan uang ini menyebabkan penurunan tingkat bunga. Inilah bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi tingkat bunga.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun