Tetapi kontras ini hampir jelas fiktif, menentang konsep-konsep yang terdengar tinggi dalam apa yang hampir merupakan permainan kata-kata, dan hanya gagal untuk memberi tahu kita mengapa dan bagaimana konsep dan representasi berbeda secara ontologis.Â
Benedetto Croce akhirnya mengulangi Kantian Schematismus dengan "konsep murni" "keindahan, finalitas, kuantitas dan kualitas" dan sebagainya yang isinya dilengkapi oleh "konsep fiksi" seperti universal (kata benda) dan konsep abstrak seperti matematika.Â
Tetapi pada kenyataannya, seperti yang telah kami coba perlihatkan di sini memohon bantuan "fenomenologi persepsi" Merleau-Ponty, tak satu pun dari "pra-dugaan aktivitas logis" Benedetto Croce, yaitu intuisi dan bahasa, sedemikian rupa sehingga aktivitas logis dapat dipisahkan secara logis dari mereka. Benedetto Croce menegaskan  sebuah konsep harus "ekspresif" dari mana esensi bahasa ke dalamnya, tidak kurang dari intuisi atau "representasi"