Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Antroposofi dan Antropologi [1]

3 Januari 2020   13:48 Diperbarui: 3 Januari 2020   14:05 4095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat Antroposofi dan Antropologi [1]

Antroposofi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menerangkan pengetahuan tentang manusia. Namun hal ini   berkitan dengan aspek pengetahuan yang ingin menjelaskan tentang Tuhan atau yang disebut teosofi.  Istilah Antroposofi sendiri berasal dari bahasa Yunani, anthropos dan sophia, yaitu manusia dan pengetahuan.  

Gagasan ini merupakan sistem filsafat-religius yang dikemukakan oleh Rudolf Steiner (1861/1925).  Teori ini sangat dipengaruhi oleh teologi agama Hindu.  Sekilas mengenai Steiner, adalah ahli dalam bidang spiritualitas, hidup di India untuk melakukan penelitiannya, dan selalu tertarik dengan hidup yang sarat misteri; ia mendalami yoga, karma, Buddhisme dan filsafat Timur di India. Waktu kemunculannya adalah menjelang Perang Dunia I, dan diperkirakan masih hidup di Republik Federal Jerman, Inggris dan   Amerika Serikat.  

Pemikiran Anthrophosophy disebut   sebagai teori mistis, percampuran religius filosofis yang dipinjam dari pemikiran neoplatonisme dan Pitagorian, mistisisme, Kabala dan filsafat alam Jerman. Teorinya berciri pendewaan terhadap kodrat manusia yang memiliki karsa atau kehendak. Bagi teori ini, kodrat yang ada pada manusia hanya bisa disingkap oleh manusia yang memiliki karsa;

Sedangkan Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu yang mempelajari manusia. 

Dalam melakukan kajian terhadap manusia, antropologi mengedepankan dua konsep penting yaitu: holistik dan komparatif. Karena itu kajian antropologi sangat memperhatikan aspek sejarah dan penjelasan menyeluruh untuk menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial ilmu hayati (alam), dan   humaniora.

Antropologi bertujuan   lebih memahami dan mengapresiasi manusia sebagai entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).

 Max Dessoir pada buku "From the Beyond of the Soul" berisi bagian singkat di mana humaniora yang berorientasi pada antroposofi yang   wakili harus diidentifikasi sebagai tidak dapat dibenarkan secara ilmiah.  Sekarang, bagi sebagian orang tampaknya    diskusi dengan tokoh-tokoh yang didasarkan pada sudut pandang ilmiah Dessoir harus steril dalam semua keadaan untuk perwakilan antroposofi humaniora.

Karena yang terakhir harus menegaskan bidang pengalaman intelektual murni yang ditolak secara fundamental dan merujuk pada ranah imajiner. Karena itu orang hanya dapat berbicara tentang pengetahuan humaniora yang relevan kepada seseorang yang percaya sejak awal ada alasan untuk fakta bidang humaniora yang dimaksud adalah kenyataan.

Pandangan ini akan benar jika perwakilan antroposofi menyajikan tidak lain dari pengalaman pribadinya, dan ini hanya berdiri di samping hasil sains berdasarkan pengamatan sensorik dan proses ilmiah pengamatan ini. Kemudian orang dapat mengatakan  profesor sains yang ditandai dengan cara ini hanya menolak untuk menganggap pengalaman penjelajah alam spiritual sebagai kenyataan, dan ia hanya dapat membuat kesan dengan orang yang telah dikedepankannya pada kepribadian yang, sejak awal, menempatkan diri pada sudut pandangnya.

Memang benar antroposofi ini didasarkan pada pengalaman-pengalaman emosional, yang diperoleh secara independen dari kesan dunia indrawi dan   secara independen dari penilaian ilmiah, yang hanya didasarkan pada kesan indra.  Perbandingan Maximilian Dessoir (8 February 1867/19 July 1947):pada teks Beyond the Soul, ilmu rahasia dengan cara pertimbangan kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun