Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dialektika Materialisme Sejarah [1]

15 November 2019   23:44 Diperbarui: 15 November 2019   23:45 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun delapan puluhan abad yang lalu, dalam periode perjuangan antara kaum Marxis dan Narodnik, kaum proletar di Rusia merupakan minoritas yang tidak signifikan dari populasi, sedangkan masing-masing petani merupakan mayoritas penduduk. Tetapi proletariat berkembang sebagai sebuah kelas, sedangkan kaum tani sebagai sebuah kelas hancur. Dan hanya karena kaum proletar berkembang sebagai kelas, kaum Marxis mendasarkan orientasi mereka pada kaum proletar. Dan mereka tidak salah; karena, seperti kita ketahui, proletariat kemudian tumbuh dari kekuatan yang tidak signifikan menjadi kekuatan sejarah dan politik tingkat pertama.

Oleh karena itu, agar tidak salah dalam kebijakan, seseorang harus melihat ke depan, bukan ke belakang. Lebih jauh, jika berlalunya perubahan kuantitatif yang lambat menjadi perubahan kualitatif yang cepat dan tiba-tiba adalah hukum pembangunan, maka jelaslah   revolusi yang dilakukan oleh kelas-kelas tertindas adalah fenomena yang sangat alami dan tak terhindarkan.

Oleh karena itu, transisi dari kapitalisme ke sosialisme dan pembebasan kelas pekerja dari kuk kapitalisme tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan yang lambat, oleh reformasi, tetapi hanya dengan perubahan kualitatif dari sistem kapitalis, oleh revolusi.  Karena itu, agar tidak salah dalam kebijakan, seseorang harus menjadi revolusioner, bukan reformis.  

Lebih lanjut, jika perkembangan terjadi melalui pengungkapan kontradiksi-kontradiksi internal, melalui bentrokan antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan atas dasar kontradiksi-kontradiksi ini dan untuk mengatasi kontradiksi-kontradiksi ini, maka jelaslah   perjuangan kelas dari proletariat adalah suatu hal yang wajar. dan fenomena yang tak terhindarkan.

Karena itu, kita tidak boleh menutupi kontradiksi sistem kapitalis, tetapi mengungkapkan dan mengungkapnya; kita tidak harus mencoba memeriksa perjuangan kelas tetapi membawanya ke kesimpulannya.

Karena itu, agar tidak keliru dalam kebijakan, seseorang harus mengejar kebijakan kelas proletar yang tidak kenal kompromi, bukan kebijakan reformis tentang keselarasan kepentingan proletariat dan borjuasi, bukan kebijakan kompromi tentang "pertumbuhan" kapitalisme menjadi sosialisme.  Begitulah metode dialektis Marxis ketika diterapkan pada kehidupan sosial, pada sejarah masyarakat. Mengenai materialisme filosofis Marxis, pada dasarnya kebalikan langsung dari idealisme filosofis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun