Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kuliah Nobel Sastra [17], Harold Pinter 2005

9 Agustus 2019   13:55 Diperbarui: 9 Agustus 2019   14:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah mayatnya mati ketika ditinggalkan?
Apakah mayatnya ditinggalkan?
Oleh siapa itu ditinggalkan?

Apakah mayat itu telanjang atau berpakaian untuk perjalanan?

Apa yang membuatmu menyatakan mayat itu mati?
Apakah Anda menyatakan mayat itu mati?
Seberapa baik Anda tahu mayat itu?
Bagaimana Anda tahu mayat itu mati?

Apakah Anda mencuci mayat?
Apakah Anda menutup kedua matanya
Apakah Anda mengubur mayatnya?
Apakah Anda membiarkannya ditinggalkan?
Apakah Anda mencium mayat

Ketika kita melihat ke cermin, kita berpikir  gambar yang berhadapan dengan kita itu akurat. Tapi gerakkan satu milimeter dan gambar berubah. Kami sebenarnya melihat berbagai refleksi yang tidak pernah berakhir. Tetapi kadang-kadang seorang penulis harus menghancurkan cermin - karena di sisi lain dari cermin itulah kebenaran menatap kita.

Saya percaya  terlepas dari banyak rintangan yang ada, tekad intelektual yang gigih, teguh, tidak tergoyahkan, sebagai warga negara, untuk mendefinisikan kebenaran nyata dari kehidupan kita dan masyarakat kita adalah kewajiban penting yang berpindah kepada kita semua. Itu sebenarnya wajib.

Jika tekad seperti itu tidak diwujudkan dalam visi politik kita, kita tidak memiliki harapan untuk mengembalikan apa yang hampir hilang bagi kita - martabat manusia.

* Kutipan dari "I'm Explaining a Few Things" yang diterjemahkan oleh Nathaniel Tarn, dari Pablo Neruda: Selected Poems , diterbitkan oleh Jonathan Cape, London 1970. Digunakan atas izin The Random House Group Limited.

Semua tulisan ini adalah Hak Cipta The Nobel Foundation 2005, diterjemah Prof Apollo [Indonesia].,  Untuk mengutip bagian ini Harold Pinter  Nobel Lecture.NobelPrize.org.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun