Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagimana Mutu Gagasan Tulisan di Kompasiana

4 Februari 2019   10:55 Diperbarui: 4 Februari 2019   12:07 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagimana Mutu Gagasan Tulisan di Kompasiana

Setelah mengamati dan aktif memantau tulisan-tulisan di Kompasiana selama lebih kurang dalam 1 tahun. Ada beberapa tulisan yang dimuat berbobot secara akademik, dan memenuhi kaidah meskipun tidak banyak. Tetapi saya agak prihatin ada beberapa tulisan yang mungkin kurang berdasarkan fakta atau data. Tulisan yang saya maksud adalah tentang opini politik, hukum, pemilihan presiden, dan tulisan lain yang terkait non fiksi.

Maka tulisan ini tidak bermaksud menghakimi, tetapi sekedar cara pandang pada satu sisi khususnya kajian dan tradisi episteme atau akademik yang umum dipakai. Tatanan akademik mengutamakan data dan fakta, bukan fitnah, didasari pendasaran pembuktian, serta adanya konfirmasi pada sumber data untuk validitas.

Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan atau tulisan di Kompasiana maka semua gagasan memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. 

Atas dasar itu,  tulisanan di Kompasian bisa mengacu pada Kode Etik Jurnalistik. Point tersebut adalah  bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Kedua tulisan di Kompasiana ada baiknya selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.  Ketiga Tulisan gagasan pemikiran di kompasiana tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Keempat di Kompasiana tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Kelima menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Keenam  tulisan yang diduga dan berdasarkan fakta tidak benar segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Dengan mengacu pada kondisi-kondisi dan harapan tersebut, maka ada dugaan kuat beberapa tulisan ide atau gagasan di Kompasiana tidak memadai dan dapat menyesatkan pada tatanan kebenaran dan independensi mutu tulisan. Pertanyaannya bagimana tatanan (episteme) umum dipakai dalam tradisi akademik dalam pemberian opini atau gagasan.

Pertama adalah Platon atau Plato memberikan 4 kriteria dalam tatanan tulisan Kompasiana atau opini yang berbobot: bolak balik menanjak (anabasis), turun (katabasis) Platon  menggunakan istilah "eikon" dengan menggunakan metafora alegori Gua untuk mencapai ["idea Yang Baik" atau "ten tou agathou idean"]. Platon membagai 3 bentuk metafora alegori untuk mencapai ["idea Yang Baik"] yakni: (1) Matahari (Sun), (2) Dua Garis Membagi (Divided Line), (3) Gua (Cave).

Maka tulisan gagasan opini atau pendapat di Kompasiana ada 3  kategori 1) Matahari (Sun), (2) Dua Garis Membagi (Divided Line), (3) Gua (Cave).

Golongan (I)  tulisan manusia Gua (Cave) adalah gagasan tulisan pada level pengetahuan sensible (visible world). Ada dua model tulisan yakni zona gua ["Eikasia (persepsi/gosib)" atau "Pistis (kesan pancaindra"]. Tulisan hanya berdasarkan persepsi gosib adalah tulisan yang sangat rentan pada kesesatan, subjektif pribadi, selera, dan berdasarkan "katanya". 

Maka tulisan ini paling banyak saya amati, tulisan yang hanya berdasarkan naluri pribadi, iri hati, atau tidak suka pada lawan politik atau aliran tertentu. Maka tulisan tipe ini sangat dapat dipastikan mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi.

Tulisan kedua hanya "Pistis (kesan pancaindra"].  Tulisan ini masih ada dalam kondisi tidak memadai karena hanya melakukan konfirmasi, dan tanyajawab pada nara sumber, biasa dalam bentuk kuesioner atau tanya jawab. 

Kelemahan penulisan opini atau gagasan pada level ini adalah bisa saja responden atau data yang dikonfirmasi tidak valid dan responden tidak jujur. Akibatnya tulisan dalam bidang hokum, demokrasi, dan politik pada level ini belum memadai, dan rentan terhadap kesalahan. Maka tulisan di Kompasiana pada level ini belum memenuhi Kode etik Jurnalistik bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat.

Tulisan golongan Dua Garis Membagi (Divided Line), antara tulisan manusia Gua (Cave), dan tulisan manusia Matahari (Sun). Tulisan model ini mungkin dapat kita pelajari pada gagasan tulisan berita investigasi.  

Misalnya di Harian Kompas ada tema "Jelajah Pedalaman Malinau" liputan  Wartawan Kompas.com Fabian Kuwado beserta fotografer Fikria Hidayat dan Kristianto Purnomo mengikuti Bupati Malinau Yansen Tipa Padan blusukan ke pedalaman Malinau, Kalimantan Utara, sejak 1 Desember 2014 hingga 11 Desember 2014. 

Ini kisah perjalanan tersebut, beserta ragam cerita di sepanjang rute yang mereka tempuh.  Tulisan ini menurut saya bagus, dan dapat dikonformasi ulang oleh siapapun. Dan dapat dilakukan validitas yang memungkinkan bisa membedakan antara kebenaran, dengan gosib.

Tulisan pada "Jelajah Pedalaman Malinau" liputan  Wartawan Kompas.com wujud tulisan yang masuk golongan (II) sebagai Tulisan Manusia "Dua Garis Membagi (Divided Line), antara pengetahuan inside the cave, dengan outside the cave. 

Atau batas antara pengetahuan visible realm (opinion), dengan pengetahuan invisible realm (knowledge). Antara pengetahuan terlihat dengan pengetahuan pada pikiran. Batas wilayah ini kemudian disebut sebagai Dua Garis Membagi (Divided Line).

Maka dengan menggunakan tulisan investigasi "Jelajah Pedalaman Malinau" liputan  Wartawan Kompas.com tulisaan ini dapat dilanjutkan dari  Dua Garis Membagi (Divided Line), ke Golongan (III)  tahapan menuju ["idea Yang Baik" atau "ten tou agathou idean"].

Dua Garis Membagi (Divided Line) adalah membedakan antara tulisan di Kompasiana sebagau tulisan abal-abal, dan tulisan benaran. Atau Plato menyebut  filsuf sejati, dengan filsuf gadungan (pandai dalam wilayah terlihat atau horaton topon) untuk menghasilkan opini (doxa).

Maka tidak mudah menulis yang disebut bermutu, harus ada gerak perpindahan dari Tulisan Gadungan, menjadi tulisan bermutu demikian kata Platon. Tulisan Gadungan,  ini diandaikan oleh Platon sebagai wujud pendidikan gemar berhasrat (eros) untuk melakukan retorika, bersilat lidah, memanipulasi kata-kata, dan menghasilkan jiwa eros Homerik, dan Sofistik menghasilkan manusia hasrat epithumia, dan thumos tanpa logistikon sebagai pemimpin dan pengusaan kedua hasrat tersebut.

Lalu bagimana tulisan atau gagasan pada pemikiran Hukum, Demokrasi, dan Sosial Ekonomi Budaya  Golongan ke (III) tulisan Kompasian pada manusia Matahari (Sun), menuju tahap lebih tinggi yakni tahap pengetahuan intelek atau episteme dalam kemampuan menjadi manusia pembelajar memahami ["Dianoia"] atau logika abstrak matematika, dan sampai kepada tertinggi tertanammnya jiwa manusia pada pengetahuan ["Noesis"] atau (Arete) pada dokrin Platon. 

Pertama tama adalah tulisan pada Kompasiana harus didukung Data-data, dan angka yang bisa dibuktikan secara matematika. Tulisan gagasan tanpa data-data, dan angka matematis dapat diperiksa silang, dan konfrontansikan.

 Artinya tulisan Kompasiana yang "idea" harus memenuhi unsur apriori dan apsoterori atau deduksi induksi. Maka dengan cara ini masuk  untuk menghasilkan dialektika jiwa rasional agathon melaksanakan pemikiran murni (nous noesis) untuk melahirkan pengetahuan episteme yang pasti benar, pasti baik, dan pasti indah. 

Dengan formasi logistikon ini maka ada keteraturan jiwa (sukma) untuk menjangkau, memahami, menjelaskan, pada ["idea Yang Baik"] pada keluhuran dalam karakter moral [kalokagathia] dan pembatian nilai tersebut sebagai sosok manusia yang elok dan baik ["kalos kagathos"] sehingga menjadi manusia adil [wujud hasil paideia menjadi filsuf alamiah]. 

Maka ada tiga golongan utama dalam gagasan tulisan kajian di Kompasian yakni  Golongan (I)  Tulisan manusia Gua (Cave), Golongan (II) Tulisan Manusia "Dua Garis Membagi (Divided Line), Golongan (III) Tulisan manusia Matahari (Sun). tky

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun