Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Marx, Engels: Manifesto [3]

6 November 2018   08:04 Diperbarui: 6 November 2018   08:24 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka kita melihat  langkah pertama dalam revolusi kelas pekerja adalah menjadikan kelas proletar sebagai kelas penguasa. Ini  menggunakan kekuatan politiknya untuk merebut semua modal pada borjuasi dan memusatkan semua instrumen produksi di bawah naungan Negara. Tentu saja, pada awalnya ini tidak  mungkin tanpa "desakan-desakan" pada hak milik, dan pada kondisi produksi borjuis." 

Langkah-langkah yang mungkin dalam revolusi  mencakup: penghapusan kepemilikan tanah; lembaga pajak penghasilan progresif atau; penghapusan semua hak waris; penyitaan properti emigran dan pemberontak, membuat semua orang harus bekerja; Sentralisasi kredit negara; Sentralisasi negara komunikasi dan transportasi; Penyediaan pabrik oleh negara, listrik negara, air negara, energy dikelola negara, jalan raya, jembatan,  kombinasi bertahap pada industri pertanian dan manufaktur, penghapusan perbedaan antara kota dan negara, dan pembentukan pendidikan gratis untuk anak-anak.  Mirip Sila atau Sama dengan ide pada Pancasila Sila Ke 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Ketika perbedaan kelas menghilang, kekuatan publik  kehilangan karakter politiknya. Ini karena kekuatan politik tidak lebih pada "kekuatan terorganisir pada satu kelas untuk menindas yang lain." Ketika proletariat menghilangkan kondisi lama untuk produksi, mereka  membuat antagonisme kelas menjadi tidak mungkin, dan dengan demikian menghilangkan supremasi kelas mereka sendiri. Masyarakat borjuis  digantikan oleh "asosiasi" di mana "perkembangan bebas pada masing-masing adalah kondisi untuk pengembangan bebas pada semua."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun