Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Akuntansi Pendekatan Agency Theory

9 September 2018   01:51 Diperbarui: 10 September 2018   10:45 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Palmquis (2000: 259) ilmu merupakan gabungan dari ontologi, logika, akal (matahari) , tradisi, dan metafisika atau disebut pohon filsafat (the tree of philosopy) yang terdiri dari daun (ontologi), ilmu (dahan), logika  (batang) dan akar ilmu (metafisika). Ilmu berasal dari kata sciens, merupakan salah satu dari empat aspek utama filsafat, yang bertujuan menetapkan tapal batas transendental antara pengetahuan, dan kekebalan diberbagai bidang. Dipandang dari pengertian sempit  ilmu sebagai empirik yang melampui filsafat dengan mengabaikan  semua mitos, tetapi secara paradoks  berakhir dengan menciptakan salah satu dari mitos-mitos modern terbesar.

Menurut Wolk dan Tearney (1997:20) dapat dibagi dalam lima pendekatan, yakni: (a) pendekatan model pengambilan keputusan (decision model approach); (b) pendekatan pasar modal (capital market); (c) pendekatan perilaku (behavioral research); (d) pendekatan teori agensi (agency theory); (e) pendekatan informasi ilmu ekonomi (information economics).  Penelitian positive accounting theory  salah satunya menggunakan agency theory.

Pengertian agency theory menurut Fama (1980:298), Passewark dan Stawser (1999:96), adalah suatu hubungan melalui persetujuan antara dua pihak, di satu  pihak manajer bertindak sebagai agent dan di lain pihak pemilik bertindak sebagai principal. Hubungan agency terjadi melalui suatu kontrak  antara manajer (agent) dan pemilik (principal) untuk menyelenggarakan suatu perusahaan melalui pendelegasian beberapa wewenang  pengambilan keputusan. 

Adanya agency theory, agent akan membuat keputusan operasi yang memaksimumkan utiliti dan kekayaannya. Manajer yang melaksanakan pengambilan keputusan dalam  perusahaan  dan bertanggungjawab  dalam penyiapan data akuntansi,  akan mempengaruhi bagaimana praktik akuntansi dilaksanakan.  Pengambilan keputusan  biasanya didasarkan pada keinginannya (desires), kebutuhannya (needs) dan preferensinya (preferences).

Agency Theory. Dua tipe paradigma dalam teori agensi yaitu paradigma analitis principal agent bersifat matematis dan paradigma positif-agensi, yang pada dasarnya bersifat empirik.

            Paradigma analitis agensi mengacu pada hubungan principal dan agent, yang  menekankan pada kontrak sukarela di antara berbagai pihak dalam organisasional sebagai solusi efisien terhadap konflik-konflik kepentingan, atau disebut  agency problem between shareholders  and  manager, Coase (1937:389) dan  Wallace, (1997:277).

            Baiman (1982:159), menyatakan  hubungan agensi terjadi ketika sebuah kontrak antar seseorang (atau beberapa orang), sebagai principal dan sesorang (atau beberapa orang) sebagai agent, untuk melakukan pelayanan bagi kepentingan principal dalam mengelola kekayaannya. 

Menurut Fama (1980:289), agent berusaha memaksimumkan pembayaran kontraktual yang akan diterimanya tergantung anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Principal berusaha memaksimumkan returns dari penggunaan sumberdaya. Kontrak mengikat anggota-anggota untuk menyetujui seperangkat perilaku kerjasama, tergantung motif kepentingan masing-masing.  Konflik kepentingan ini  diasumsikan  akan dibawa kearah ekuilibrium dengan kontrak yang disetujui.

            Scott (1997:39), mengemukakan ada dua tipe hubungan  principal-agent yang muncul dalam sistem pengendalian manajemen. (1) Pemegang saham  atau pemilik perusahaan bertindak sebagai principal menyewa manajer untuk menjalankan perusahaannya.(2) Pimpinan perusahaan  juga principal menyewa agent  devisi untuk menjalankan devisi secara desentralisasi. 

Karena itu baik principal maupun agent diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional yang berusaha memaksimumkan  utilitasnya. Afrizal (1999:36) dan Beidleman (1973:660), menyatakan pemilik menginginkan keuntungan investasi yang besar, sementara agent mempunyai keinginan untuk meningkatkan kekayaan dan kesenangannya.

            Hubungan agent muncul  bilamana suatu kumpulan pemilik (sebagai principal) menyewa orang  atau sekumpulan orang (sebagai agent) untuk melaksanakan beberapa pekerjaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut pemilik (principal) perlu mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun