Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Gilles Deleuze, Hasrat, Oedipus [4]

17 Juli 2018   17:44 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:18 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menggunakan {"analysisschizofren"}, "negative liberty", hasrat manusia, maka apa yang disebut wilayah ["territorial"] diubah menjadi kehendak berkuasa "Nietzsche" atau bawah sadar "pra-oedipain"  sehingga apapun adalah mungkin semua hal. Wujud tanpa bentuk, tanpa batas, dan selalu membongkar diri, melarikan diri melampuai (beyond) organisasi "Nietzsche" (beyond evil and good) atau di sebut "tubuh tanpa organ". 

Ide "tubuh tanpa organ" dapat memungkinkan melompat, berjalan di pinggiran jurang, tanpa ikut dominasi apapun, ketika manusia menghancurkan dirinya sendiri, dibungun pada zona bebas, membuat merevisi (re) kondifikasi-kodifikasi, dan perpecahan pada dirinya sendiri. Inilah dekontruksi maksud, dan makna sebagai idialisme, mesin bergerak bebas tanpa batas territorial.

Kedua (2) Gilles Deleuze, memperkenalkan konsep ["rhizome, dan assembling"]. Metafora Gilles Deleuze tentang ["rhizome"] adalah semua hal dalam realitas dapat dan wajib berkembang biak, menyebar, menyeludup, berpisah, tidak ada pusat pengaturan, tidak memiliki kestabilan selalu bergerak berubah dan menjadi. Pemikiran ini adalah ide Herakleitos dari Efesus bahwa, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. 

Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Herakleitos menyebutnya {"panta rhei kai uden menei"} berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap." Kemampuan saling berhubungan saling berhubungan terbuka, dan tidak stabil, dan mudah bergerak. 

Metafora Gilles Deleuze tentang ["rhizome"] menolak totalisasi dalam pemikiran, maka ["rhizome"] sebagai "assembling" untuk menggambarkan ranah social. Makna kata "assembling" berarti bagian realitas saling mengimplikasikan dan bukan dalam bentuk mutlak (niscahya), bersifat kontigent (ketidakpastian mengenai kemungkinan), atau mengandaikan adanya otonomi  kemandirian.

Kedua (3) Gilles Deleuze, memperkenalkan konsep "territorial" atau "Deteritorrialisasi". Konsep ini adalah penyangkalan kembali kepada kondisi awal ("territorial") atau dekodifikasi atau keluar dari territorial wilayah nyaman, misalnya pada ekonomi Kapitalisme adalah upaya membongkar tradisi lama melalui "The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism) oleh Max Weber, atau menista (protes) agama menjadi aliran makna baru. Meskipun kapitalisme ada sisi negative, dan positive nya, kondisi  ini contoh restorasi (re) kondifikasi, kedalam territorial baru " surplus value, dan profit maksimal".

Upaya ["Deteritorrialisasi"] ini pada Gilles Deleuze, dan Max Weber, adalah kemampuan keluar dari tatanan "tidak ikut panutan" supaya dapat menghasilkan sesuatu yang melampaui dari kondisi sekarang. Maka tindakan dan upaya ["Deteritorrialisasi"] adalah membebaskan, dan menjadi lain [hetero], dan menjawab sesuatu yang lain atau menghasilkan mengatasi "cheos'  atau menciptakan kembali diri melalui apa yang harus dipikirkan.****

Daftar Pustaka: Gilles Deleuze, Felix Guattari., 1977., Anti-Oedipus: Capitalism and Schizophrenia., Penguin Group (Canada).

Apollo Daito., 2008.,"Struktur Ilmu Dari Perspektif Posmodernisme, Pendekatan Filsafat Analitik, dan Falsifikasi Dalam Membangun Teori Akuntansi".

___., 2017., Penelitian Fenomenologi: Rehabilitasi Temuan Filsafat Uang: Platon, Aristotle, Kant, Bergson, Weber, Simmel, Haidegger, Lefebvre, Homans, Lacan.

Daftar Pustaka: Apollo Daito., 2018., Studi Estetika Komparasi pada Wangsa Sailendra dan Wangsa Syailendra Untuk Episteme bidang Auditing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun