Tulisan ini adalah bagian pada pidato pengukuhan saya sebagai Guru Besar Bidang Filsafat Ilmu,dan Teori Akuntansi  pada tahun 2008. Judul, Pidato Pengukuhan Guru Besar adalah  "Struktur Ilmu Dari Perspektif Posmodernisme, Pendekatan Filsafat Analitik, dan Falsifikasi Dalam Membangun Teori Akuntansi". Isi bagian pidato tersebut adalah anti kemapanan, dan berusaha menjelaskan kelemahan kekurangan dan sadism ilmu mengusung tema kepastian (niscahaya). Â
Saya menggunakan pemkirian post strukturalisme dengan meminjam pemikiran Michel Foucault, Pierre Bourdieu, Gilles Deleuze, Paul Ricoeur, Jacques Derrida, Jean Baudrillard, Richard Rorty. Teori etika Jeremy Bentham , dan John Stuart Mill (1806--1873). Model kapitalisme dan kritik oleh Karl Marx (1818--1883) ide tentang "Das Kapital" . Tentu saya saya juga meminjam pemikiran Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844--1900) tentang kehendak manusia berkuasa atau "Will to power" dan konsep "Nietzsche on the will to power and the Ubermensch".
Maka pada tulisan ke (4) ini saya akan membahas tentang Schizo analisis, Rhizome, Deteritorialisasi, tubuh tanpa organ, Mesin hasrat, Assembling. Yang memungkinkan adanya dekonstruksi ilmu dan kemugkinan kekerasan (sifat) menindas dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan.Â
Bagiaman mungkin fakta nya akuntansi dan ilmu audit sejak awal terus berubah dan tidak ada yang disebut ide fixed, selalu berubah dan menjadi, lalu bagaimana mahasiswa yang sudah terlanjur tidak lulus dan frustasi akibat ilmu yang sudah dianggap benar, tetapi dikemudian hari berubah misalnya dari standar ETAP, ke standar IFRS. Itulah akibat pendidik berpikiran dengan ide fixed dan mengggap hanya ini (sekali lagi hanya ini yang benar), maka diluar itu pasti salah, pasti sesat, pasti merusak, dan karennya boleh disekit dihabisi dan tidak lulus.
Ide tulisan ini tentu didasarkan pada dokrin Genealogi "Nietzsche" yakni pengalaman menyakitkan dihadapan saya, betapa beberapa dosen bisa melakukan dan tega tidak meluluskan mahasiswa dengan alasan tidak menguasai kemampuan teknis akuntansi dan dianggap tidak lulus. Padahal ilmu apapun (isme-isme) tidak ada yang disebut ide fixed, atau ide tetap.Â
Ide salah benar, baik buruk adalah menghancurkan suatu realitas yang nyata dan ada didunia ini bahkan sejak zaman Yunani Kuna ada dokrin yang menyatakan ada " yang disebut ["Khora"] tentang paradox Plato's Timaeus  atau sang Demiogos  ("Demiurge," dmiourgos, 28a6), ada persilangan api, air, angin, dan tanah atau unsur  kosmos yang tidak dapat ditundukkan dalam rasionalitas manusia.
Maka untuk memikirkan kembali (tentang ide kekesaran pada kebenaran atau dokrin selama ini yang dianggap benar, dan diluar itu wajib di hilangkan, maka  pemikiran Gilles Deleuze antara lain: Schizo analisis, Rhizome, Deteritorialisasi, tubuh tanpa organ, Mesin hasrat, Assembling, bisa mengajak umat manusia untuk tidak mati-matian membela dan mengusung "ide kebenaran mutlak dengan nama atau atas nama apapun juga".
Pada tulisan sebelumnya tentang  kajian {"analysisschizofren"} adalah bentuk perlawanan pada kapitalis tatanan produksi sekaligus bersifat social, tanpa adanya zona batas atau pengekangan dalam upaya memproduksi apapun dalam bentuk imajinasi. Wujud {"analysisschizofren"} adalah ketidakpuasan pada apa yang dikatakan "cukup, dan hanya percaya". Maka harus dihilangkan dengan satu metode melakyukan (re) "kodifikasi-kodifikasi"  terus menerus.Â
Cara yang mungkin adalah dengan meminjam (re) "kodifikasi-kodifikasi"  terus menerus melalui system kapitalisme  atau ide  pemikiran Tibor Richard Machan (18 March 1939--24 March 2016) ide pada "negative liberty" atau kekebasan negative, tidak ada hambatan kebebasan, tanpa kriteria atau zona batas atau "kodifikasi-kodifikasi" tertentu.Â
Dan kemudian (id) manusia bersifat mekanis tubuh tanpa organ, melepaskan dari semua mekanisme aturan, dan system interprestasi. Konsep ini dekat dengan ide fungsional pemikiran Emile Durkheim atau disebut "social structure that included functionalism" atau ide pemikiran dalam teori social dikembangkan August Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer.
Pertama (1) Gilles Deleuze, memperkenalkan konsep posmodernisme apa yang di sebuat ["tubuh tanpa organ dan mesin hasrat manusia"], atau pengorganisasian tubuh manusia berdasarkan "pendekatan fungsional" kapitalisme menghasilkan nilai lebih dalam wujud capital (laba, bunga, dividen, royalty, sewa).Â