Setelah sekian bulan tidak bertamu ke Kompasiana, pagi ini saya bertamu ke Kompasiana, dan cukup senang, karena ada beberapa peningkatan yang cukup signifikan.
Peningkatan di Kompasiana itu, antara lain tampak dari adanya opsi memberi penilaian negatif kepada konten seorang Kompasianer. Paling tidak ada predikat baru, yakni “Menghibur”, “Tidak Menarik”, dan Unik.
Opsi penilaian seperti itu bagus, sebab tidak semua kopasianer suka dan sepakat dengan isi konten tulisan kompasianer lainnya. Tapi, cara penilaian kompasiana model baru ini masih bisa dimanfaatkan oleh kompasianer nakal untuk mendongkrak nilai kompasianer yang disukainya.
Caranya bagaimana? Masih dengan cara lama, yakni kasih vote nilai, dan tiap vote bernilai satu untuk satu orang Kompasianer. Lalu, si Kompasianer nakal tadi bisa mendongkrak nilai kompasianer kesukaannya dengan memberikan komen sebanyak dia mau. Gak percaya? Silakan buktikan sendiri.
Ini salah satu buktinya:
Di lapak itu, seorang kompasianer memberi vote satu kali, tapi memberi komen 33 kali. Ha h ha ha ha ha ha ha ha ha ha ….
Untuk meyakinkan diri saya bahwa itu bisa, saya juga mencoba kekonyolan itu di lapak lain. Ha h ha ha ha ha ha ha ha ha ha ….
Yang mengherankan, konten itu mendapat ranking 1 pada predikat Nilai Tertinggi:
Padahal, konten ranking 1 hanya punya nilai 5 vote dan 37 komen:
Yang saya tahu, skor nilai akan tidak pernah punya makna bila skor tersebut tidak terkait kepada aspek makna tertentu. Mawar akan tetap mawar yang harum baunya, walapun diberi nama congek. Mengapa? Sebab nama “mawar” terkait dengan aspek makna “harum” dan “menarik.”
Untuk itu, saya punya usul kepada Kompasiana. Begini.
Pertama, semua predikat atau label vote nilai perlu diberi bobot, agar para kompasianer tidak bisa main-main seenaknya demi kepentingan dongkrak-mendongkrak temannya.
Misalnya dengan cara pembobotan begini:
Aktual = 7
Bermanfaat = 6
Inspiratif = 5
Menarik = 4
Menghibur = 3
Tidak Menarik = 2
Unik = 1
Kedua, komen para kompasianer juga perlu diberi bobot. Sulit? Ya nggak lah di jaman TI yang canggih ini.
Para pakar TI Kompasiana pasti bisa membuat filter agar komen yang tidak bermakna diberi nilai rendah. Misalnya, komen yang berisi sumpah serapah dengan kata “tai” diberi nilai 0, dst. Sedangkan komen yang bermakna diberi nilai dengan bobot lebih tinggi.
Semoga Kompasiana akan menjadi lebih baik lagi.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H