Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terasing dan Terpinggirkan, Kisah Komunitas Punan di KM 5 Long Tungu

27 September 2024   09:38 Diperbarui: 27 September 2024   10:05 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)

Seorang Nenek Tengah Bersantai di Teras Rumah (Yayasan Pionir Bulungan)
Seorang Nenek Tengah Bersantai di Teras Rumah (Yayasan Pionir Bulungan)

 Kesehatan: Akses dan Kendala dalam Mendapatkan Layanan Kesehatan

Punan Long Tungu menghadapi berbagai tantangan dalam mengakses pelayanan kesehatan, termasuk biaya, layanan, dan fasilitas kesehatan yang terbatas. Meskipun pemerintah daerah telah berupaya mendaftarkan mereka dalam program BPJS, banyak anggota komunitas masih kesulitan dalam mengurus administrasi yang diperlukan. Sebagai langkah alternatif, untuk menghindari proses administrasi yang rumit dan biaya pengobatan yang mahal di rumah sakit atau puskesmas, mereka lebih sering memilih pengobatan tradisional atau alternatif. Namun, kurangnya informasi serta jauhnya jarak ke fasilitas kesehatan juga memperburuk situasi, sehingga banyak dari mereka tidak mendapatkan perawatan yang sebenarnya mereka butuhkan.

Sebagai gambaran, untuk mencapai rumah sakit, masyarakat Punan di KM 5 Long Tungu menghadapi tantangan finansial yang signifikan. Mereka tidak hanya harus membayar biaya pengobatan untuk pasien, tetapi juga menanggung biaya tambahan untuk anggota keluarga yang mendampingi selama perawatan. Rumah Sakit Umum Daerah terletak di Tanjung Selor, yang dapat dijangkau setelah perjalanan panjang sekitar lima jam. Jika rujukan diperlukan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut di RSUD Tarakan, jarak yang harus ditempuh mencapai satu jam tiga puluh menit lagi.

Seorang Balita di pemukiman Punan (Yayasan Pionir Bulungan)
Seorang Balita di pemukiman Punan (Yayasan Pionir Bulungan)

Situasi ini semakin mengkhawatirkan ketika mempertimbangkan bahwa salah satu kasus memprihatinkan terjadi ketika seorang warga Long Tungu mendapati komunitas Punan yang dirawat di RSUD Tanjung Selor terlunta-lunta di fasilitas kesehatan karena tidak memiliki biaya. Dalam konteks ini, dengan dasar kemanusiaan, orang tersebut membantu mereka untuk mendaftar BPJS kesehatan. Penting untuk dicatat bahwa pelayanan khusus bagi komunitas Punan sangat dibutuhkan; pemerintah harus proaktif mendatangi dan mendampingi mereka, mengingat minimnya informasi yang ada.

Sebagai upaya untuk menghindari pengeluaran yang membengkak, masyarakat Punan beralih ke pengobatan alternatif di Long Beluah, yang berjarak 30 menit dari Long Tungu. Di tempat pengobatan alternatif tersebut, pemilik menyediakan fasilitas tempat tinggal dan makanan selama proses pemulihan, memberikan harapan baru bagi masyarakat dalam mengatasi kendala yang mereka hadapi dalam akses pelayanan kesehatan.

Pendidikan: Masalah Pendidikan di Komunitas Punan 

 

Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)
Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)

Meskipun sebagian anggota suku Punan belum bisa membaca, mereka mampu berkomunikasi dan mengakses dunia luar melalui internet. Namun, di RT 8, tidak ada fasilitas pendidikan yang memadai, sehingga orang tua terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka di Long Tungu. Kondisi ini mengakibatkan orang tua kesulitan untuk mengawasi perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Berbagai faktor menyebabkan pelajar dari komunitas Punan berhenti sekolah, yang sangat disayangkan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi mereka untuk mengembangkan diri dan mencari pekerjaan di masa depan. Bagi komunitas Punan, pendidikan juga memerlukan biaya yang besar, dan minimnya wawasan seringkali membuat orang tua lebih memilih untuk meminta anak-anak mereka membantu di rumah daripada bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun