Mohon tunggu...
Oktavian Balang
Oktavian Balang Mohon Tunggu... Jurnalis - Kalimantan Utara

Mendengar, memikir, dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Terasing dan Terpinggirkan, Kisah Komunitas Punan di KM 5 Long Tungu

27 September 2024   09:38 Diperbarui: 29 September 2024   15:25 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak tampak malu (Yayasan Pionir Bulungan)

Situasi ini juga tercermin dalam pendidikan, di mana tidak ada anggota keluarga Ulo yang mencapai jenjang tinggi, dengan pendidikan tertinggi yang dicapai hanya sampai kelas 5 SD. Hal ini mengindikasikan kurangnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan keterbatasan dalam pengembangan sumber daya manusia di tengah perkembangan sekitar.

Meskipun telah mengalami perubahan, hubungan yang erat antara masyarakat Punan dan alam tetap menjadi landasan bagi kehidupan mereka. Dalam konteks ini, ada kebutuhan mendesak untuk memahami dan menangani tantangan yang dihadapi agar mereka dapat beradaptasi dan berdaya di tengah perubahan yang terjadi. 

Upaya untuk meningkatkan akses pendidikan, memperkuat layanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi sangat penting agar masyarakat ini dapat menjalani kehidupan yang lebih baik tanpa kehilangan identitas dan hubungan spiritual mereka dengan lingkungan.

Peta Drone Pemukiman RT 08 Long Telenjau (Yayasan Pionir Bulungan)
Peta Drone Pemukiman RT 08 Long Telenjau (Yayasan Pionir Bulungan)

Pengantar: Kondisi Umum Punan Long Tungu

Komunitas Punan yang terletak di RT 08, Desa Long Tungu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menghadapi berbagai tantangan yang menghambat akses mereka terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. 

Hingga kini, Suku Punan masih termarjinalisasi, dengan kualitas sumber daya manusia yang sangat rendah. Tingkat pendidikan yang minim, bahkan hampir setengah dari populasi masih buta huruf, menjadi salah satu masalah utama yang menghambat kemajuan mereka. 

Akibatnya, banyak anggota komunitas terperangkap dalam kemiskinan. Pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam membangun masa depan Suku Punan, sebelum mereka terperangkap dalam siklus marginalisasi yang berkepanjangan.

Keseruan Melewati Rintangan Sungai Bkiyau (Yayasan Pionir Bulungan)
Keseruan Melewati Rintangan Sungai Bkiyau (Yayasan Pionir Bulungan)

Lebih jauh lagi, tantangan yang dihadapi oleh komunitas Punan tidak hanya terbatas pada pendidikan, tetapi juga mencakup akses fisik ke pemukiman mereka. Akses ke pemukiman Punan di Desa Long Tungu memerlukan perjalanan selama satu jam 30 menit menggunakan perahu ketinting, melewati sungai Bkiyau. 

Potret Keluarga Punan (Yayasan Pionir Bulungan)
Potret Keluarga Punan (Yayasan Pionir Bulungan)

Selama perjalanan, aliran anak sungai yang deras menjadi tantangan tersendiri, menambah kesulitan untuk mencapai pemukiman yang dihuni oleh 16 keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun