Cerpen oleh : Aris SubachtiarÂ
Berdasarkan kisah nyata dari sosok manager muda di perusahaan industri kimia yang terletak di kota baja. Pria kelahiran Bandung pada tahun 1991, meniti langkah dan mimpi menbus asa impian dalam sebuah perjalanan menjadi sosok lelaki tangguh yang budiman.
====================================================================================================
"Selamat ya nak,  Restu dari  Ayah dan Ibu mu untuk anak laki - laki ku yang ku banggakan", kamu telah lulus seleksi penerimaan karyawan baru di salah satu perusahaan yang bergerak di industri kimia.Â
Sebuah ucapan yang di hantarkan oeh kedua orang tua ku ketika 11 tahun yang silam aku bekerja di perusahaan ini. Aku yang pada saat itu baru saja lulus dari salah satu program diploma di salah satu politehnik negeri di kota kelahiranku, tidak akan pernah menyangka jika sampai saat ini aku berada di titik puncak karir ku sebagai seorang Asisten Manajer di perusahaan yang bergerak di industri kimia.Â
Aku yang dahulu memulai karirku dari sebuah proses ketidaksengajaan ku mengikuti seleksi pemilihan calon pekerja di persuhaan tersebut, bersama dengan ratusan mahasiswa lainnya, aku dan 5 sahabatku berhasil masuk ke tahap seleksi akhir dan akhirnya aku menginjakan langkah kaki ku di kota baja ini. "Alhamdulilah, kuucapkan syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang mampu mengabulkan segala jerih payah umatnya dan memulai langkah kaki kecil ku untuk mencari butiran riki dalam bentuk pekerjaan.Â
"Nak, bagi kami orang tua mu, tidak apa - apa jika kamu memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan mu ke strata lebih tnggi sembari berwirausaha di kota kelahiran mu ini." ungkap Ibunda ku. Rasa haru yang ku dengar amat sangat menyentuh, laksana embun yang meniriskan hawa panas ditubuh.Ibu... kau adalah sosok yang tak akan bisa aku lupakan dan terus akan kuperjuangkan untuk kebahagiaan dan kesehatan mu.Â
Hari - hari kupenuhi dengan rasa syukur dan semangat di kota baja ini. Mulai dari bekerja bersama 5 orang sahabat dalam 1 perusahaan. Mulai hidup mandiri merantau dan menikmati besaran gaji seorang staff tehnikal yang sesuai dengan lini pendidikan ku, membuat hari har ku tumpah ruah dengan perkataan "jangan mudah menyerah dan tetap fokus pada tujuan". Hingga suatu masa apa yag kulihat saat ini sesuai dengan imajinatifku merasakan menjadi bagian daripada pekerja di perusahaan yang memiliki komitmen untuk menjadi pekerja tetap. Tentunya hal ini tidak mudah bagiku, rangkaian demi rangkaian menjadikan sebuah proses tpanjang yang kulalui hingga bisa mengawali karir di perusahaan ini sebagai seorang staff tehnikal proses.Â
Ku pahami pada saat 11 tahun lalu betapa kompetitifnya di perusahaan ini, mulai dari tidak adanya rasa atau perlakuan senioritas dan menilai dari bagaiman performa ku bersama 5 sahabatku. Kami semua tentu merasa bangga, hingag suatu ketika perbedaan itu terjadi. Perbedaan pendapat yang menyulitkan dan memojokan ku hingga terbitlah konflik yang terjadi diantara au dengan salah satu sahabtku yang sama bekerja di perusahaan ini. "Kecewa itu pasti, Sedih sudah pasti, rasa teriris oleh ketidak mampuan sahabatku menjadikan kami harus berpisah.Â
AKu memilih tetap bekerja dengan fokus paa hasil dan menikmati prosesya, sedang sahabat ku satu persatu mulai luruh lantah, mengikuti arah tujuan di kehidupan karir mereka masing - masing. Sungguh ini tidak mudah ada yang harus dikorbankan antara hubungan perteman atau hubungan antara pekerjaan. Kedewasaan ku dan kesbaranku tentunya di uji di masa masa itu. Hingga yang dapat ku lakukan adalah ikhlas. Mengikhlaskan segala yang pergi, hngga mereka meyadari kita hanya sosok pencari rizki melalu aktivitas sehari - hari di perusahaan ini.Â
Saat  - saat kegalauan dan kegamangan datang di dalam diri , apa yang dapat kulakukan adalah berdoa pada Ilahi, memohon petunjuk agar tubuh dan hati ini dikuatkan, tetap bertahan demi prestasi dan profesi ku yang selalu ingat apa perkataan Ayah ku.Â
"Anak laki laki harus kuat ya, tidak boleh mudah menyerah dan tidak boleh mudah memasukan hal kecil ke dalam hati", ungkapan dari Ayahku yang selalu ku ingat. Ayah bilamana aku merefleksikan diriku kembali pada suatu titik dimana usia mu ta muda lagi. diman engkau selalu menajdi bagian daripada proses kedewasaan ku, kau ajarkan aku kerendahan hati dan apa arti kejujuran. Rasanya tangisan ini tidak dapat dibendung kembali bila ku ingat dirimu yang mampu hadir di kala aku merasa sakit, dikala tubuhku membutuhkan istirahat begitupun dirimu yang tak ada istirahatnya menjadikan aku sosok lelaki tegar dan patuh ibadah terhadap Tuhanku.Â
Kini 8 tahun berlalu aku sudah bermetamorphosis menjadi sosok yang baru, lonjakan karir yang terjadi dan kepercayaan dari atasan ku memnjadikan aku sebagai seorang tokoh supervisi di departemen yang baru. Au sama sekali tidak menyeselai perpindahan - perpindaan ku , semua berporses menambah rasa kepercayaan diri dan juga pengetahuan ku di bidang yang aku sukai dan seusuai dengan edukasi ku, Aku tidak menyangkanya, Hadiah jabatan ini kuperembahakn untuk orang tuaku, terutama ayahandaku.Â
Prestasi - prestasi  yang kuraih melalui kegiatan inovasi tetunya juga memiliki makna tersendiri, mulai dari rasa ketidapercayaan lawan departemen ku, pihak - pihak yang terlibat sampai dengan atasku pun, aku pernah mengalami masa sulit mendapatkan kepercayaan. Dengan tekad dan niat tulusku untuk memajukan perusahaan dan tentunya menjadi sosok role model yang selalu aku kedepankan membuat ku berpikir kembali untuk mendapatkan upaya dan kerja keras ku untuk menjadi sosok supervisi yang mengedepankan inovasi dan hasil nyata dalam kretifitas bekerja. Lambat laun dan semua yang kujalani di perusahaan ini mengantarkan ku pada era kesuksesan ku.
2020 merupakan tahun dimana aku diangkat satu level lebih tinggi di arah manajemen tingkat tengah. Sebagai seroang superintendent tentunya aku memiliki beban tersendiri tidak hanya mendapatkan apa arti dari makna "trust" tetapi bagaimana mungkin pekerja muda bisa menduduki pencapaian ini. Aku memusatkan perhatian karirku kepada bagaimana aku mampu melupakan beban kerja ku yang terkadang menggau sisi psikologis ku, terutama geseskan antara kepercayaan dan hasil. Luka yang ku dera dari beberapa orang rasanya hilang siran begitu saja ketika aku mengingat perkataan Ayahanda ku, "Nak, kamu harus menjadi sosok yang memiliki rasa ikhlas yang luar biasa", niscaya beban berat itu akan sirna begitu saja. Pekerjaan dengan bebragai tuntutan dan pemenuhan keajiban ku sesuai dengan peraturan yang telah  ditetapkan baik dari sisi kepemerintahan maupun kebijakan perusahaan tentunya menjaid modal dasar ku untuk memberikan yang terbaik.Â
"Seorang pemimpin tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan dari bawahan, rekan sekitar ataupun dari pimpinan tertinggi. AKu selalu berpatokan pada prinsip ku yaitu menajdi seorang pemimpin muda yang memilki segudang prestasi dan mampu mengerjakan apa saja yang dijadikan tugas dan tanggung jawab.Â
Tak terasa saat ini aku diangkat menjadi seorang asistent manager muda di depatemen yang mengelola kemanan , keselematan dan lingkungan. Rahmat mu sangat Agung, Tuhan. Aku sangat bersyukur di titik ini aku merasa di titik yang mungkin bisa ku nyatakan adalah titik balik tertinggi di tahun 2022. Namum entah mengapa rasanya hatiku sembilu sekali. Bila u ingat dan urasakan betapa aku merindukan sosok laki - laki hebat yang ku sapa dengan penuh rasa hormat : "Ayah". Sekuat - kuat anak mu di rantau dan berkarir. Tak terbendung rindu anak lelaki mu ini.Â
Sepeninggal kau pergi meninggalkan kami semua di tahun 2021, aku tak mengetahui bagaimana cara meneteskan air mata kebahagaian ini. Bila 8 jam tak cukup waktu ku untuk bekerja, ku ingin meceritakan bagaiamana kegembiraan dan semangat ku dalam bekerja seperti dirimu yang slalu meberikan diriku inspriasi untuk melangkah menuju matahari pagi yang hangat dan menyinari dunia. Rasa hawatir ku terkadang menghampiri diriku disaat  aku harus memikirkan hiruk pikuk dan keselamatan orang banyak di banyaknya kegiatan pekerjaan ku.Â
Diantara ini semua ada rindu untuk mu , Ayah. Kenanan itu , kata - kat adimana kau membutuhkan ku dan bererita dengan senyum hangat, mulai dari bagaimana keadaanku, pekerjaan ku , tangung jawab ku, hingga nasihat mu padaku untuk memiliki tujuan pencapaian hidup dan karir. Sembilu sekali ketika ku ingat semua itu dapat kumiliki ketika aku sudah tak bisa lagi bersamu. Kini ku ikhlaskan segala yang terjadi pada diriku, semua atas kehendak - NYA.Â
Kini ku sadari ada hal - hal baru yang harus ku fokuskan. Mulai dari bagaimana aku menjadi pemimpin yang igin sekali memberikan nilai - nilai perubahaan yang positif untuk tempat ku mencari nafkah dan mendapatkan matahari. Mulai dari bagaiman akau haru smemikirikan sebuah pengembangan , membangun kepercayaan , mengikhlaskan wkatu yang lebih dari 8 jam harus ku tempuh dengan rasa semangat dan tanpa mengeluh, tak kupedulikan besaran rupiah yang ku dapatkan saat ini, Semuanya,... adalah sebuah bentuk keilhkaskan ku kepada seluruh apa yang terjadi, kualami dan yang akan terus kuperbaiki. Kelak suatu hari nanti aku akan menjadi bertambah kuat dan bertaba tegar, seperti dirimu mathari kami, matahari yang selalu menyinari dan sebagai kepala keluarga dari tata surya bimasakti. Â Bilamana aku ingat kembali diriku bukanlah seorang yang gemar menggunakan sosial media seperti kebanayakan insan di dunia ini, membuat ku semakin menguasai bagaimana membagi diri sebagai seorang Ayah. Lelah ini selalu tergantikan dengan senyum hangat istriku, ibarat rembulan, indah.Â
Dimalam - malam yg ku lalui selepas penat ku , 2 bintang kecilku selalu berupaya memompa semangat ku kembali. Â Kini aku mengerti apa yang menjadi ganjalan diriku dalam menjalani hari sebagai seorang pemimpin tidaklah mudah ku tepis. Rasa kecil hati bilamana kegagalan ku datang, tersadarkan aku oleh sebuah kata dan keyakinan, iklas. Iklas itu luas, seluas matahari menyinari ribuan kilometer dalamnya air di lautan. Kini ku mampu mnegubah kegamangan dan ganjalan yang emnghambatku menjaid pimpinan. melalui kekuatan yang kudapatkan dari sebuah kata : "Iklas".Â
Iklasku untuk kepergian sosok Ayah ku.Â
Iklasku melakukan seluruh tanggung jawab di tempat dimana aku menjadi matahari untuk mereka smeua yang percaya padaku.Â
Iklasku selalu menguatkan ku menjadi sosok yang kuat, sosok yang redah hati dan bermental baja.
Iklasku menjadikan aku seperti matahari.
Matahari itu menyinari dalam nya lautan.Â
Lautan  yang dingin itu akan kurubah dengan hangat iklasku.Â
Matahari itu terbit dan terbenam di lautan iklas.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H