Mohon tunggu...
ARIS SUBACHTIAR
ARIS SUBACHTIAR Mohon Tunggu... Human Resources - HR/Talent Management/Orbitama Zentera Indonesia

Hi, Saya Subachtiar Aris. Saya adalah seorang praktisi sumber daya manusia Saya memiliki ketertarikan menjadi seorang Profesional Human Capital yang berdaya saing baik untuk organisasi dan orang banyak. Saya menyukai Musik karena dengan musik dapat merefleksikan diri kita di lain sisi Hobby saya adalah membaca, menyanyi, menulis dan Olahraga Renang. Saya menyukai Tokoh Fiksi Dari Harry Potter dan Legenda Pandawa. "Nikmati dan Perayalah Pada Sebuah Proses" "Sebab Hasil Tak Akan Menghianati Prosesnya"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari di Lautan Iklas

22 Desember 2023   15:06 Diperbarui: 22 Desember 2023   16:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen oleh : Aris Subachtiar 

Berdasarkan kisah nyata dari sosok manager muda di perusahaan industri kimia yang terletak di kota baja. Pria kelahiran Bandung pada tahun 1991, meniti langkah dan mimpi menbus asa impian dalam sebuah perjalanan menjadi sosok lelaki tangguh yang budiman.

====================================================================================================

"Selamat ya nak,  Restu dari  Ayah dan Ibu mu untuk anak laki - laki ku yang ku banggakan", kamu telah lulus seleksi penerimaan karyawan baru di salah satu perusahaan yang bergerak di industri kimia. 

Sebuah ucapan yang di hantarkan oeh kedua orang tua ku ketika 11 tahun yang silam aku bekerja di perusahaan ini. Aku yang pada saat itu baru saja lulus dari salah satu program diploma di salah satu politehnik negeri di kota kelahiranku, tidak akan pernah menyangka jika sampai saat ini aku berada di titik puncak karir ku sebagai seorang Asisten Manajer di perusahaan yang bergerak di industri kimia. 

Aku yang dahulu memulai karirku dari sebuah proses ketidaksengajaan ku mengikuti seleksi pemilihan calon pekerja di persuhaan tersebut, bersama dengan ratusan mahasiswa lainnya, aku dan 5 sahabatku berhasil masuk ke tahap seleksi akhir dan akhirnya aku menginjakan langkah kaki ku di kota baja ini. "Alhamdulilah, kuucapkan syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang mampu mengabulkan segala jerih payah umatnya dan memulai langkah kaki kecil ku untuk mencari butiran riki dalam bentuk pekerjaan. 

"Nak, bagi kami orang tua mu, tidak apa - apa jika kamu memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan mu ke strata lebih tnggi sembari berwirausaha di kota kelahiran mu ini." ungkap Ibunda ku. Rasa haru yang ku dengar amat sangat menyentuh, laksana embun yang meniriskan hawa panas ditubuh.Ibu... kau adalah sosok yang tak akan bisa aku lupakan dan terus akan kuperjuangkan untuk kebahagiaan dan kesehatan mu. 

Hari - hari kupenuhi dengan rasa syukur dan semangat di kota baja ini. Mulai dari bekerja bersama 5 orang sahabat dalam 1 perusahaan. Mulai hidup mandiri merantau dan menikmati besaran gaji seorang staff tehnikal yang sesuai dengan lini pendidikan ku, membuat hari har ku tumpah ruah dengan perkataan "jangan mudah menyerah dan tetap fokus pada tujuan". Hingga suatu masa apa yag kulihat saat ini sesuai dengan imajinatifku merasakan menjadi bagian daripada pekerja di perusahaan yang memiliki komitmen untuk menjadi pekerja tetap. Tentunya hal ini tidak mudah bagiku, rangkaian demi rangkaian menjadikan sebuah proses tpanjang yang kulalui hingga bisa mengawali karir di perusahaan ini sebagai seorang staff tehnikal proses. 

Ku pahami pada saat 11 tahun lalu betapa kompetitifnya di perusahaan ini, mulai dari tidak adanya rasa atau perlakuan senioritas dan menilai dari bagaiman performa ku bersama 5 sahabatku. Kami semua tentu merasa bangga, hingag suatu ketika perbedaan itu terjadi. Perbedaan pendapat yang menyulitkan dan memojokan ku hingga terbitlah konflik yang terjadi diantara au dengan salah satu sahabtku yang sama bekerja di perusahaan ini. "Kecewa itu pasti, Sedih sudah pasti, rasa teriris oleh ketidak mampuan sahabatku menjadikan kami harus berpisah. 

AKu memilih tetap bekerja dengan fokus paa hasil dan menikmati prosesya, sedang sahabat ku satu persatu mulai luruh lantah, mengikuti arah tujuan di kehidupan karir mereka masing - masing. Sungguh ini tidak mudah ada yang harus dikorbankan antara hubungan perteman atau hubungan antara pekerjaan. Kedewasaan ku dan kesbaranku tentunya di uji di masa masa itu. Hingga yang dapat ku lakukan adalah ikhlas. Mengikhlaskan segala yang pergi, hngga mereka meyadari kita hanya sosok pencari rizki melalu aktivitas sehari - hari di perusahaan ini. 

Saat  - saat kegalauan dan kegamangan datang di dalam diri , apa yang dapat kulakukan adalah berdoa pada Ilahi, memohon petunjuk agar tubuh dan hati ini dikuatkan, tetap bertahan demi prestasi dan profesi ku yang selalu ingat apa perkataan Ayah ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun