Mohon tunggu...
Bakaruddin Is
Bakaruddin Is Mohon Tunggu... -

Saya pensiunan PNS di Departemen Pertanian, pendidikan terakhir Faculty of Agriculture and Forestry, Univesity of Melbourne, Australia. Saat ini giat dalam kegiatan Dakwah dan Tabligh serta menjalankan bisnis Air Oxy http://www.my-oxy.com/?id=rudinis dan kalung/ gelang biomagnet http://www.biomagwolrd.com 0815 910 5151

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Menyesal Memilih SBY

20 Juli 2010   03:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:44 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia dikenal sebagai Negara paling kurup di dunia, termasuk tiga besar dunia. Hampir setiap hari televisi dan koran memberitakan terjadinya korupsi dari semua kalangan dan instansi. Kasus BLBI yang melibatkan para pejabat di Kejaksaan Agung seperti kasus Urip dengan Arthalita Surayani atau Ayin yang dituduh menyogok dengan uang sebanyak 6 miliar rupiah, merupakan satu contoh saja.

Belum lagi kasus Al Amin Nasution anggota DPR yang menerima suap dari Pemda Bintan, Kepulauan Riau dalam kasus pengalihan fungsi hutan lindung menjadi hutan produksi dengan uang suap miliaran rupiah. Dan Bulian Royan anggtao DPR dari Partai Bintang Reformasi dalam kasus penyuapan dalam pembelian kapal patroli di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan.

Terkorup di Asia Pasifik

Wikipedia Indonesia Maret 2010, melaporkan Indonesia masih merupakan negara paling korup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi pelaku bisnis. Hasil survei pelaku bisnis yang dirilis 6 Maret 2010 oleh perusahaan konsultan “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) yang berbasis di Hongkong, menyebutkan, korupsi yang telah merajalela di semua level menjadi penghambat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang berjanji memerangi korupsi, dalam kampanyenya di pilpres tahun lalu.

Korupsi Semakin Marak

Sampai dengan bulan Juli 2010, sudah hampir 6 tahun sejak SBY jadi Presiden, belum tampak prestasi SBY yang menonjol.

Dari segi pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, tampaknya juga tidak ada kemajuan, para koruptor semakin banyak yang tertangkap basah. Kasus Arthalita Suryani atau Ayin dengan uang sogokan sebesar 6 miliar terhadap Jaksa Urip. Kasus Ayin ini lebih menghebohkan lagi saat diketahui bahwa dia tinggal di kamar tahanan yang disulap bagaikan kamar hotel berbintang, lengkap dengan AC dan perangkat karaoke dan fasilitas dokter ahli kecantikan untuk si Ayin.

Kasus anggota DPR dari PBR, Bulyan Royan dengan Dirjen Perhubungn Laut dalam masalah pembelian kapal-kapal patroli sebesar 1.7 miliar rupiah, hanya contoh kecil dari begitu banyak kasus korupsi di Indonesia.

Kasus Bank Century yang mengakibatkan kerugian Rp. 6,7 triluan yang malah dibela mati-matian oleh Fraksi Demokrat, bahwa tidak ada penyimpangan dan penggelontoran dana rakyat yang begitu besar, padahal sebgiann besar anggota DPR (kecuali Partai Demokrat dan konco-konconya), bawa Boediono dan Sri Mulyani bersalah. Kasus Bank Century ini saat ini ”tenggelam” oleh kasus-kasus lain, entah sengaja oleh Pemerintah SBY atau tidak, kita tak tahu.

Kasus korupsi yang paling anyar yang melibatkan begitu banyak pejabat penegak hukum baik kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat dan pengusaha, adalah markus Gayus Tambunan, pegawai Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Golongan III A (PNS yang baru diangkat dari Sarjana-S1). Ternyata Gayus, yang semula dilaporkan menggelapkan pajak sebesar Rp. 28 miliar, ternyata mempunyai kekayaan lebih dari Rp.100 miliar. Saat ini Kompol Arafat, salah seorang yang terlibat dengan kasus Gayus sudah mulia diadili.

Kasus korupsi terbaru yang menghebohkan masyarakat adalah tentang harta kekayaan para Jenderal di Kepolisian yang baru-baru ini dilaporkan oleh majalah Tempo, yang tentu saja coba ditutup-tutupi oleh Mabes Polri. Seebenarnya kekayaan anggota kepolisian yang diliura batas kerajaan ini bisa dilihat secara kasat mata baik di pusat maupun di seluruh Indonesia, termasuk Kapolda, Kapolres dan Kapolsek, bahkan anggota polisi biasa yang mempunyai kekayaan di atas kemapuna gaji mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun