Namun kemudian hati ini sedikit sendu memikirkan seperti apa nanti tempat ini dimasa yang akan datang. Akankah keindahan ini masih terus terjaga disaat banyak manusia khususnya generasi muda yang saat ini mulai abai dengan alam. Mereka lebih memilih untuk bertamasya diruang maya ketimbang menghabiskan waktu menikmati potongan-potongan surge yang tercecer di atas bumi.
Beberapa kejadian belakangan ini memang sempat melahirkan rasa khawatir dalam hati. Diantaranya saat sekumpulan anak muda yang dengan sengaja merusak keindahan taman bunga amarilis yang ada didaerah wisata kota Jogja hanya demi memuaskan nafsu "selfi" mereka yang terbilang kampungan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau keindahan alam danau Napabale ini nanti tercoreng oleh tangan-tangan jahil dengan merusak tumbuhan-tumbuhan hijau yang ada disekitar danau atau mencoret-coret dinding gua purbakala yang ada disana.
Rasanya untuk menjaga keberlangsungan itu semua perlu upaya yang serius dari pemerintah agar selalu menyegarkan aturan perundang-undangan yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam.
Sehingga bagi mereka yang melakukan tindakan pengotoran dan pengrusakan alam yang ada di lokasi wisata bisa dijerat dengan hukuman yang setimpal dan menjerakan. Dengan begitu maka serpihan surga yang tercecer di bumi Indonesia ini khususnya baik itu di di Tanah muna atau ditempat lain ini bisa senantiasa terawat dengan baik dan bisa dinikmati sampai generasi yang akan datang.
 Tulisan bisa juga dibaca di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H