Mohon tunggu...
Baizul Zaman
Baizul Zaman Mohon Tunggu... Dosen - -

lahir di pulau Muna, Desa Pure, Kelurahan Labunia, Tahun 1988. Setelah tamat Sekolah di SMA 2 RAHA, saya melanjutkan kuliah di STMIK Dipanegara Makassar sampai tahun 2010. Tahun 2013 melanjutkan Studi S2 Bidang Teknik Informatika Universitas Hasanuddin.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Danau Air Asin Napabale, Sekeping Surga yang Tercecer di Tanah Muna

28 Juni 2018   14:11 Diperbarui: 28 Juni 2018   21:44 2586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun kemudian hati ini sedikit sendu memikirkan seperti apa nanti tempat ini dimasa yang akan datang. Akankah keindahan ini masih terus terjaga disaat banyak manusia khususnya generasi muda yang saat ini mulai abai dengan alam. Mereka lebih memilih untuk bertamasya diruang maya ketimbang menghabiskan waktu menikmati potongan-potongan surge yang tercecer di atas bumi.

Beberapa kejadian belakangan ini memang sempat melahirkan rasa khawatir dalam hati. Diantaranya saat sekumpulan anak muda yang dengan sengaja merusak keindahan taman bunga amarilis yang ada didaerah wisata kota Jogja hanya demi memuaskan nafsu "selfi" mereka yang terbilang kampungan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau keindahan alam danau Napabale ini nanti tercoreng oleh tangan-tangan jahil dengan merusak tumbuhan-tumbuhan hijau yang ada disekitar danau atau mencoret-coret dinding gua purbakala yang ada disana.

Rasanya untuk menjaga keberlangsungan itu semua perlu upaya yang serius dari pemerintah agar selalu menyegarkan aturan perundang-undangan yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam.

Sehingga bagi mereka yang melakukan tindakan pengotoran dan pengrusakan alam yang ada di lokasi wisata bisa dijerat dengan hukuman yang setimpal dan menjerakan. Dengan begitu maka serpihan surga yang tercecer di bumi Indonesia ini khususnya baik itu di di Tanah muna atau ditempat lain ini bisa senantiasa terawat dengan baik dan bisa dinikmati sampai generasi yang akan datang.

 Tulisan bisa juga dibaca di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun