Jika ada bidadari dari kayangan yang akan turun ke bumi untuk mandi maka saya yakin dan percaya kalau danau air asin Napabale yang terletak di Kabupaten Muna desa Lohia inilah yang akan menjadi pilihan utamanya. Saya meyakini betul hal ini karena  dengan keindahan dan keunikan alam permandian yang dimiliki oleh tempat itu maka pasti akan memikat hati siapapun yang melihatnya, termasuk bidadari yang tinggal dikayangan.
Bagi sebagaian masyarakat Kabupaten Muna, keindahan danau itu telah menjadi bagian cerita yang telah diwariskan secara turun temurun sejak dulu kala. Saya masih mengingat betul saat masih duduk dibangku sekolah dasar cerita tentang keindahan tempat itu telah sering diceritakan oleh guru di ruang kelas. Cerita tentang keindahan alam napabale dan segala bentuk keunikanya seolah menjadi cerita wajib dari guru-guru saya buat murid-muridnya dengan tujuan agar kecintaan kami terhadap objek wisata local yang ada di kabupaten muna selalu terpupuk dan terjaga.
Karena keindahanya pula sehingga banyak komponis lokal yang terinpirasi untuk menciptakan syair dan lagu dengan menyanjung keindahan danau Napabale ini. Bahkan salah satu lagu yang diciptakan dengan judul " Kakesano Napabale" telah menjadi lagu favorit kaum muda-mudi yang sering saya dendangkan saat sedang bermain gitar.
Dengan pesona keindahan alam yang tiada tara itulah sehingga saya berpikir kalau sebetulnya tempat itu sangatlah pantas dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata yang wajib untuk dipromosikan. Selain jaraknya yang terbilang dekat dari pusat kota Raha yang hanya berjarak sekitar 15 km, airnya yang dingin dan berwarna biru muda menjadi daya tarik tersendiri yang bisa membuat setiap insan yang melihatnya pasti akan jatuh cinta.
Hijaunya dedaunan pohon yang berpadu dengan warna biru langit yang kemudian dipantulkan oleh jernihnya air danau semakin menambah pesona keindahan danau itu. Ditambah lagi dengan semilir angin yang berhembus pelan seakan membisikan pada setiap orang yang berkunjung  bahwa  ada kedamaian abadi ditempat itu.
Disana kita bisa menyaksikan bagaimana aktifitas masyarakat Muna di masa lampau digambarkan dengan jelas mulai dari berburu, berternak, bercocok tanam, berperang sampai dengan aktifitas ritual mendekatkan diri kepada pemilik alam semesta yang disimbolkan dengan gambar layang-layang.
Dalam hati bergumam, memang wajar kalau tempat ini kalau dapat membunuh kebosanan bagi setiap orang yang mengunjunginya. Jejeran bebatuan cadas dengan ditumbuhi pepohonan hijau yang melingkar mengepung air laut dan membentuk danau serta hembusan angina yang bertiup sepoi-sepoi itu seolah-olah mengisyaratkan bahwa tempat itu memang sengaja di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk menunjukan kepada manusia sedikit gambaran akan indahnya surge dunia.
Namun kemudian hati ini sedikit sendu memikirkan seperti apa nanti tempat ini dimasa yang akan datang. Akankah keindahan ini masih terus terjaga disaat banyak manusia khususnya generasi muda yang saat ini mulai abai dengan alam. Mereka lebih memilih untuk bertamasya diruang maya ketimbang menghabiskan waktu menikmati potongan-potongan surge yang tercecer di atas bumi.
Beberapa kejadian belakangan ini memang sempat melahirkan rasa khawatir dalam hati. Diantaranya saat sekumpulan anak muda yang dengan sengaja merusak keindahan taman bunga amarilis yang ada didaerah wisata kota Jogja hanya demi memuaskan nafsu "selfi" mereka yang terbilang kampungan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau keindahan alam danau Napabale ini nanti tercoreng oleh tangan-tangan jahil dengan merusak tumbuhan-tumbuhan hijau yang ada disekitar danau atau mencoret-coret dinding gua purbakala yang ada disana.
Rasanya untuk menjaga keberlangsungan itu semua perlu upaya yang serius dari pemerintah agar selalu menyegarkan aturan perundang-undangan yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam.
Sehingga bagi mereka yang melakukan tindakan pengotoran dan pengrusakan alam yang ada di lokasi wisata bisa dijerat dengan hukuman yang setimpal dan menjerakan. Dengan begitu maka serpihan surga yang tercecer di bumi Indonesia ini khususnya baik itu di di Tanah muna atau ditempat lain ini bisa senantiasa terawat dengan baik dan bisa dinikmati sampai generasi yang akan datang.
 Tulisan bisa juga dibaca di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H