Mohon tunggu...
Baity NurKharisma
Baity NurKharisma Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diajak Masuk Aliran Radikal? Mau?

20 Juni 2020   15:04 Diperbarui: 20 Juni 2020   15:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rekruitmen tersebut dibilang lebih aman karena tidak memakai senjata, hanya dengan bercerita dan mempengaruhi korban cara ini mampu menarik anggota baru dengan mudah. Untuk itu, kita perlu lebih waspada dan berhati-hati dalam mengikuti kajian karena aliran radikal saat ini tidak paham waktu dan tempat, bujukan dan rayuannya pun sangat memikat. Kita harus memperkuat iman kita dan memperdalam ilmu agama sesuai syariat nabi. tentunya sistem pemerintahan yang ditetapakan kelompok radikal tidak sesuai jika diterapkan di Indonesia yang berlandaskan pancasila dan sudah memiliki toleransi yang tinggi terhadap adanya keberagaman.

Lalu, bagaimana rasanya dicuci otak kelompok radikal?

Saya akan membagikan pengalaman saya bersama beberapa teman satu pesantren saya.

Suatu hari, datang seorang wanita ke pondok kami. Wanita tersebut berinisial Mbak LS beralamat didekat pondok. Beliau datang dengan baik, menawarkan niat baiknya untuk mengajak santri yang sedang berpuasa sunah senin untuk berbuka puasa di kedai K**** usahanya. Saya yang menerima tawaran tersebut mengiyakan dan segera mengajak santri lainnya yang berpuasa untuk pergi kesana.

Mendekati adzan maghrib, ada sekitar belasan santri (putra dan putri) yang berada disana. Saya termasuk yang paling tua diantara santri lainnya, sehingga keputusan mereka adalah keputusan saya. Kami disuguhi es jeruk dan nasi ayam penyet, menu andalan kedai tersebut.

Sambil menunggu adzan maghrib tiba, Mba LS dan temannya menghampiri kami memberikan sambutan. Kata-kata yang disampaikan sangat friendly, sehingga kami tidak bosan mendengarkannya. Ditengah sambutan, tiba-tiba pembicaraan mulai ganjil dan mengarah ke satu tujuan. Kami ditanya satu persatu oleh Mba LS dan rekannya, apabila berhasill menjawab 3 pertanyaan dengan benar maka kami berarti sudah bisa masuk surga.

"jika kalian bisa menjawab 3 pertanyaan, maka kalian akan masuk surga. Kenapa? Karena pertanyaan tersebut adalah tiketnya masuk surga". Tuturnya.

Ketiga pertanyaan tersebut berbunyi

  • Kalian hidup di dunia berasal dari mana?
  • Kalian hidup di dunia mau berbuat apa?
  • Setelah kalian tidak hidup lagi di dunia, kalian mau ke mana?

Ketiga pertanyaan tersebut membuat kami bingung, ditambah lapar dan memang sudah waktunya berbuka. Tidak ada diantara kami yang menjawab pertanyaan, kami hanya diam senyam-senyum berpura-pura mikir bahkan ada yang mengumpat kenapa tidak dipersilakan untuk berbuka padahal sudah masuk waktunya 5 menit lalu. Mungkin karena tidak ada jawaban, akhirnya kami dipersilakan menyantap menu berbuka. Sampai akhirnya waktu iqomah datang dan kami belum selesai makan ditambah hujan deras. Untungnya, jarak pondok ke kedai tidak jauh, kami lari menerobos hujan untuk menyegerakan solat.

Saya pribadi selalu kepikiran dengan 3 pertanyaan tersebut, beberapa kali bengong memikirkan pertanyaan yang kemarin diberikan mba LS.

 "Masa iya masuk surga Cuma karena bisa jawab pertanyaan. Bagaimana dengan amal-amalnya? Apa iya hidup didunia tidak melakukan suatu perbuatan? Jika hanya berucap, bagaimana dengan yang berdusta atau mengingkarinya?apa dia dinyatakan masuk neraka dan kekal didalamnya? Lalu jika mau bertaubat? Apa taubat termasuk dalam 3 pertanyaan tersebut? Tidak masuk akal, memang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun