Sepeda Wa Din bergerak pelan. Hari ini sangat mendung. Musim hujan belum berakhir rupanya.
Gerimis datang.
Wa Din mengambil jas hujan. Memakainya. Hari ini sial sekali hidupnya, hanya seperempat dagangannya laku. Mungkin karena hujan. Mana ada orang beli jeruk bali segitu banyak.
Wa Din bersiul. Tanpa sadar di sampingnya ada genangan air, ia membelok, sebuah kendaraan pribadi melintas. Tak bisa dihindari jipratan air itu mengenai wajah Wa Din.
Lelaki tua itu memaki. Baru kali ini dia terbawa emosi.
Orang kaya, sombong sekali kau! Tak tahu hartamu milik-Nya!
***
Dari dalam kendaraan pribadi itu, lelaki gagah berbadan tegap bersama istri dan anaknya juga mencaci-maki pengendara sepeda tua.
“Sudah tua masih saja bekerja cari uang! Ke mana anaknya tak peduli orang tua?”
Lelaki itu, Jamhur, menancap gas kendaraan mewahnya dengan sangat kencang.
Hujan makin deras.
Di belakang Jamhur, Wa Din – bapaknya – mendayuh sepeda pelan-pelan. Berharap rumahnya tak jauh lain!
***