Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wa Din

2 Oktober 2015   20:23 Diperbarui: 2 Oktober 2015   20:23 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeda Wa Din bergerak pelan. Hari ini sangat mendung. Musim hujan belum berakhir rupanya.

Gerimis datang.

Wa Din mengambil jas hujan. Memakainya. Hari ini sial sekali hidupnya, hanya seperempat dagangannya laku. Mungkin karena hujan. Mana ada orang beli jeruk bali segitu banyak.

Wa Din bersiul. Tanpa sadar di sampingnya ada genangan air, ia membelok, sebuah kendaraan pribadi melintas. Tak bisa dihindari jipratan air itu mengenai wajah Wa Din.

Lelaki tua itu memaki. Baru kali ini dia terbawa emosi.

Orang kaya, sombong sekali kau! Tak tahu hartamu milik-Nya!

***

Dari dalam kendaraan pribadi itu, lelaki gagah berbadan tegap bersama istri dan anaknya juga mencaci-maki pengendara sepeda tua.

“Sudah tua masih saja bekerja cari uang! Ke mana anaknya tak peduli orang tua?”

Lelaki itu, Jamhur, menancap gas kendaraan mewahnya dengan sangat kencang.

Hujan makin deras.

Di belakang Jamhur, Wa Din – bapaknya – mendayuh sepeda pelan-pelan. Berharap rumahnya tak jauh lain!

***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun