“Terserah kamu saja deh, Mas Dayat,” Dina membenarkan rambutnya. “Kesalahan itu bukan untuk diulang, tetapi kesalahan itu untuk dimaafkan. Kamu belajar lagi Titin. Saya yakin kamu akan jadi penyanyi hebat negeri ini!”
Ia masih panas dingin. Berharap ajang pencarian bakat ini segera usai.
***
Benar saja. Waktu tidak bisa ditebak. Titin menang ajang pencarian bakat menyanyi yang tayang live di televisi. Dayat mengembuskan napas panjang dan membuang muka dari Titin. Citra yang dielu-elukannya terpaksa dipulangkan pada lima besar karena semakin hari semakin tidak memperlihatkan perubahan. Vote juri untuk menyelamatkan finalis dialamatkan kepada orang lain, bukan pula kepada Titin karena ia selalu berada di posisi teratas perolehan dukungan melalui pemirsa.
Lagu kemenangan yang dinyanyikan Titin laris manis di pasaran. Titin diundang ke berbagai acara musik televisi. Seluruh televisi di negeri ini pernah mengundang Titin sebagai pengisi acara dan rating mereka langsung menanak tajam. Bahkan, acara televisi yang semula tenggelam mendadak mendapat rating tinggi karena mengundang Titin. Tak ada yang mempersoalkan kasus lupa lirik. Album yang kemudian dilahirkan Titin pun bestseller di pasaran. Acara on air dan off air semakin hari semakin padat.
Tak lama setelah albumnya keluar, penghargaan kepada musisi nomor satu negeri ini digelar. Titin menang di banyak kategori. Mulai dari penyanyi pendatang baru terbaik, penyanyi solo wanita terbaik, lagu terbaik, album terbaik sampai aransemen lagu serta pencipta lagu terbaik dari albumnya.
Kepak sayap Titin semakin tinggi. Penghargaan lain datang tak diundang. Titin semakin sibuk dengan aktivitas penyanyinya. Waktu istirahat pun semakin berkurang. Titin juga dipercaya menjadi brand ambassador salah satu produk kecantikan dengan kontrak selama lima tahun. Titin juga banyak mendapatkan iklan televisi dengan bayaran cukup fantastis.
Dan terakhir, penyanyi yang dianggap sepele oleh Dayat ini menjadi peran pendukung salah satu film dengan bayaran mahal. Titin lantas membagi waktu antara kuliah semester pertama dengan jadwal karir bermusiknya.
Rupanya Dayat mendendam sampai ke luar acara. Titin bertemu Dayat di salah satu acara televisi namun mantan jurinya tak mau ambil jabatan tangan hormat. Sorot media malah menimbulkan kontroversi lumayan kencang. Media online dengan cepat memberitakan dengan judul fantastis.
Dayat dan Titin Kencan Rahasia.
Begitu timeline media online. Judul yang menohok hati Titin. Ia tak habis pikir mengapa media begitu mudah mengibuli. Satu berita muncul, ribuan berita dibagikan oleh media lain bahkan media sosial. Wartawan televisi pun memburu berita. Langkah kaki Titin dikejar-kejar. Di mana-mana orang menanyakan kedekatannya dengan Dayat. Titin tidak menjawab. Tidak tersenyum. Hanya murung. Sampai melihat sebuah berita televisi pagi itu.