Ngapain nulis, toh tiap tahun gaji naik
Nulis? Emang ada sertifikatnya???
Itulah mental-mental yang perlu direvolusi. Mental yang terlena di zona nyaman.
Kembali ke cerita di atas, lalu apa yang kita peroleh sebagai guru dari kegiatan tulis menulis? Saya hanya ingin berbagi pengalaman sejak nge-Blog di Kompasiana. Menjadi Kompasianer sejak 1999, sudah 1000 lebih tulisan yang saya buat. Saya sendiri tidak menyangka kenapa bisa segitu banyaknya padahal sebelumnya sekali pu saya belum pernah mempublikasikan tulisan. Ternyata dengan menulis saya menarik berbagai kesimpulan tentang pentingnya guru menulis
1.
Kepuasan Batin.
Guru adalah Gudang Ilmu. Dengan menulis, guru bisa berbagi kepada siapa saja. Bisa ke sesama guru, ke pada siswa dan orang lain. Sharing and Connecting itu kuncinya! Bagaimana caranya, selain menulis CAR (Class Action Research/Penelitian Tindakan Kelas) Guru pun dapat menulis apa saja sesuai dengan kemampuannya. Dengan menjadi Blogger seperti Kompasianer, guru dapat men-sharing ilmu yang dimilikinya. Bisa berupa tips-tips belajar, semisal. Bahkan, di Kompasiana, ada banyak guru yang tak hanya menulis masalah edukasi. Tetapi, juga Olahraga, politik, budaya, sosial dll. Terlebih, banyak yang berusaha tidak melewatkan haritanpa sebuah tulisan. Inilah seninya dan indahnya menulis. Saat tulisan kita dibaca, di komentari lalu di-vote. Apalagi sampai tulisan kita menjadi Head Line yang menjadi diskusi terbuka. Di sinilah kita akan menemukan sebuah kenikmatan menulis dan makna sharing akan kian terasa.
2.
Manfaat secara Materi
Menulis bisa membuat kita men jadi KAYA. Tidak percaya, baca saja royalti yang dimiliki oleh penulis Laskar Pelangi Andrea Hirata! Okelah, Andrea Hirata BUKAN GURU. Saya punya sahabat baik seorang guru bernama Johan Wahyudi. Dengan menulis buku, di antaranya buku Pelajaran Bahasa Indonesia dan kolumnis media cetak, beliau mendapat royalti yang berbuah menjadi Ruko, rumah yang bagus dan kendaraan.
Tentunya, dengan kehidupan lebih baik. Begitu pula denangan Om Jay (Wijaya Kusumah) yang bukunya tentang edukasi telah menghiasi rak-rak buku Gramedia. Lalu, bagaimana dengan saya sendiri? Meski tidak sehebat beliau, dua tulisan saya bisa masuk Kompas Cetak dan dibayar