dok. pribadi (Maulid Adat di Bayan, Lombok Utara)
Beberapa di antaranya, ada Suling Dewa, yang diikuti pembacaan Lontar tentang kejadian bencana alam dan bencana sosial yang pernah terjadi di wilayah belakang gunung rinjani tersebut. Lalu ada Tarian Bisoq Beras (Membasuh Beras), Gendang Belek, sayangnya tidak ada Presean seperti halnya yang biasa dilaksanakan ketika Maulid adat di Bayan Lombok Utara, dan penulis pernah terlibat sebagai panitia. Budaya-budaya lainnya sebagai sebuah destinasi wisata masih banyak yang belum ter-eksplore sehingga kajian Budaya ini cukup menarik untuk ditelusuri dan dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Sangat bermanfaat juga sebagai referensi orang luar ketika ingin berkunjung ke daerah, karena pengunjung juga sebagai media yang berperan untuk promosi wisata selanjutnya ketika mereka kembali ke daerahnya. Tentu saja dengan citra baik, serta pelayanan yang memuaskan yang diberikan pengelola wisata.
Untuk itu niat membangun daerah bukan saja dalam bentuk bayangan dengan program-program besar yang justru menyulitkan birokrasi kepemerintahan dengan alokasi-alokasi dana yang kita perkirakan. Tetapi mulai dari hal-hal sederhana namun berdampak besar dan berkelanjutan itu saja sudah menjadi sebuah kebahagiaan dalam diri kita dengan visi yang jelas dan mampu kita lakukan sesuai kapasitas kita masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Travel Story Selengkapnya