Mohon tunggu...
Bahry Bahry
Bahry Bahry Mohon Tunggu... lainnya -

kompasianer biasa, pegawai biasa, rakyat biasa :)\r\n\r\n"kekurangan adalah jalanku untuk selalu belajar dan belajar sampai akhir".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

GAME OVER : Kasus Pemilihan Gubernur BI

13 April 2010   15:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:49 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus ini berawal saat Komisi Keuangan melaksanakan pemilihan Deputi Gubernur Senior BI.

VIVAnews - Kasus dugaan suap paska pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia masuk babak baru. Satu persatu tersangka mulai menjalani persidangan.

Kasus dugaan suap ini berawal pada 2004. Saat itu, Komisi Keuangan DPR melaksanakan pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Miranda Swaray Goeltom memenangkan pemilihan tersebut.

Sekitar empat tahun setelah pemilihan, tercium aroma adanya suap dalam pemilihan Miranda itu. Adalah Agus Condro Prayitno yang pertama kali berani mengungkapkan adanya suap paska pemilihan Miranda. Mantan politisi PDI Perjuangan ini mengaku menerima 10 lembar cek perjalanan senilai Rp 500 juta usai memilih Miranda sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.

Agus Condro mengaku menerima 10 lembar cek itu pada Juni 2004 atau dua pekan setelah Miranda terpilih menjadi Deputi Gubernur Senior BI. Dalam pemilihan saat itu, Miranda menang dengan angka telak. Dari 54 anggota komisi yang hadir, 41 orang memilih Miranda. Fraksi Golkar dan PDI Perjuangan mendukung Miranda.

Saat itu, Agus yakin bahwa cek senilai Rp 500 juta itu merupakan imbalan setelah memilih Miranda. Menurutnya, pembagian uang ini dikoordonasi oleh Dudhie Makmum Murod dan Emir Moeis.

Dalam mengusut kasus cek perjalanan ini, KPK menerima tambahan data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. PPATK menemukan adanya sekitar 400 cek yang mengalir usai Miranda terpilih. 400 Cek itu disinyalir diterima 41 anggota Komisi Keuangan dan Perbankan pada 2004.

KPK pun kemudian langsung memanggil Agus Condro. Pada 22 September 2008, Agus Condro memenuhi panggilan KPK. Saat itu, dia datang dengan menumpang Mercedes C200 bernopol B 236 DK. Mobil ini diakuinya dibeli dari hasil mencairkan cek yang diterima usai pemilihan.

lengkap dan sumber babak baru kasus miranda goeltom

dan inilah pelaku yang ketahuan

VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan empat mantan legislator sebagai tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang dimenangi Miranda Swaray Gultom. Hamka Yandhu kembali harus menjadi tersangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun