Demikian halnya juga ketika Menpan RB dan BKN mengeluarkan aturan penggunaan sosial media bagi ASN. Kedua instansi ini sadar bahwa banyak ASN juga menunjukkan pendapat yang bersebrangan dengan pemerintah.
Menurut Moskovici inilah pentingnya untuk melihat tiga jenis moda komunikasi yang biasa dikembangkan pengirim pesan untuk mencapai tujuan-tujuannya yaitu; diseminasi, propagasi dan propaganda.
Diseminasi dicirikan sebagai usaha untuk menyebarkan informasi pada audien seluas mungkin. Untuk melakukan hal itu, pengirim pesan harus mampu melampaui berbagai rintangan dan memperhatikan perbedaan segmen pendengarnya. Propagasi adalah bagaimana pesan itu dapat merambat pada sasarannya.Â
Pada tahap ini pengirim pesan akan berusaha untuk memperkuat ikatan individu dengan nilai/ideologi yang terkandung dalam pesan dengan ideologi, kepercayaan dan "akal sehat" yang selama ini dipegang oleh penerima pesan.Â
Dengan begitu, isi pesan disesuaikan bukan dengan "isi kepala" pemberi pesan seperti dalam tahap diseminasi, tapi justru dengan ideologi, kepercayaan dan akal sehat penerima pesan. Informasi dalam tahap ini disesuaikan dengan bahasa, gaya dan budaya yang tepat untuk kemudian dianalisis bagaimana pesan itu berasimilasi di dalam kelompok-kelompok penerima pesan.
Sistem komunikasi yang memiliki tujuan khusus untuk menciptakan atau memilihara perbedaan sosial adalah inti dari propaganda. Ciri utama dari propaganda adalah untuk menekankan konflik dan perbedaan antara dua kelompok, partai, komunitas, negara, agama, ideologi dan sebagainya.Â
Menggunakan pendekatan ini, menurut Moskovici, komunikasi yang bersifat propaganda akan memisahkan satu kelompok sebagai kelompok yang baik dan kelompok lain sebagai kelompok yang jahat. Seterusnya, moda komunikasi ini akan menciptakan representasi stereotip antara satu pada kelompok lainnya. Caranya selalu sama: memproduksi pesan-pesan tentang kekuatan dan superioritas dengan melakukan simplifikasi, generalisasi dan statemen-statemen yang sifatnya ekstrem memuja kelompok sendiri.Â
Virtue Signaling dan RS
RS dalam menggunakan bermacam moda untuk memperkuat pengaruh, pendapat, sikap, kepercataan, citra dan mendorong perilaku yang ingin dikembangkan terhadap sebuah diskursus. Isi dari RS dikembangkan melalui dua cara kerja sosio-kognitif; yaitu anchoring dan objektivikasi. Â
Secara sederhana proses anchoring berarti membandingkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang telah ada. Bagaimana objek baru ini direkonstruksi melalui cara kerja dengan interpretasi yang paling mudah diterima. Membuat sesuatu yang baru, aneh dan tidak diketahui menjadi lebih mudah diterima dan tidak mengancam.Â
Contoh aturan penggunaan sosial media di kalangan jurnalis dapat dianggap sebagai hal baru atau aneh. Proses anchoring berarti upaya untuk membuat aturan itu jadi masuk akal bagi penerima pesan. Tentu saja cara orang memaknai aturan virtue signaling akan berbeda berdasarkan pendidikan, ideologi, wilayah/tempat, waktu bahkan politik.Â