Mohon tunggu...
Mikchel Naibaho
Mikchel Naibaho Mohon Tunggu... Novelis - Pembaca. Penjelajah. Penulis

Pegawai Negeri yang Ingin Jadi Aktivis Sosial

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Agama di Antara Puisi-puisi Kita

6 Maret 2018   20:46 Diperbarui: 6 Maret 2018   21:03 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia hanya butuh waktu, gumam si Perempuan di dalam hati. Ia juga menunggu Lelaki itu mengejarnya. Tetapi sampai ia keluar kompleks perpustakaan, si Lelaki tetap tak mengejar. Ia penasaran. Berhenti. Kemudian memalingkan wajah. Tak ada yang mengikutinya. Ia berputar 180 derajat, lalu melangkah sedikit ke samping untuk menatap ke arah tempat mereka berbincang tadi. Tak ada lagi sosok itu.

Sial! Teriaknya dalam hati.

Namun tiba-tiba seorang pengamen remaja mendekatinya. "Ini ada titipan, Kak," katanya ramah.

Selembar daun.

Daun yang mulai menguning, mungkin karena sudah jatuh berhari-hari. Di permukaannya tertulis : Yang fana adalah agama, cinta abadi.

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun