Ia hanya butuh waktu, gumam si Perempuan di dalam hati. Ia juga menunggu Lelaki itu mengejarnya. Tetapi sampai ia keluar kompleks perpustakaan, si Lelaki tetap tak mengejar. Ia penasaran. Berhenti. Kemudian memalingkan wajah. Tak ada yang mengikutinya. Ia berputar 180 derajat, lalu melangkah sedikit ke samping untuk menatap ke arah tempat mereka berbincang tadi. Tak ada lagi sosok itu.
Sial! Teriaknya dalam hati.
Namun tiba-tiba seorang pengamen remaja mendekatinya. "Ini ada titipan, Kak," katanya ramah.
Selembar daun.
Daun yang mulai menguning, mungkin karena sudah jatuh berhari-hari. Di permukaannya tertulis : Yang fana adalah agama, cinta abadi.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H