Timika daerah unik, kekayaan SDA yang melimpah ruah seperti bahan meneral (Emas, Tembaga, dll) dengan cadangan terbesar. Menjadi perhatian khusus negara-negara kapitalis Seperti AS, sampai penamaan salah satu distrik di wilayah pegunungan pun di sebut dengan “TembagaPura” yang masih dalam lingkup Administrasi Timika. sebagai penanda wilayah tersebut kaya dengan bahan meneral.
***
Tanya ku pada istri “Berapa suku Papua yang mendiami daerah ini (Timika)?”
“Kulau tidak salah terdapat 7 Suku”
“Namu yang besar ada dua yaitu suku Amungme dan Komoro.” jawab istri singkat
Ya, di dataran tinggi khususnya di mana beroprasinya Freeport tepatnya di distrik TembagaPura mendiaminya suku Amungme, dan di dataran rendah hingga pesisir di diami oleh suku Komoro hingga suku kicil lainnya. Dan rata-rata mereka menggantungkan hidupnya dari alam.
Dalam obrolan itu saya pun berkata “Lagi—lagi atas dalil kesejatraan beroprasinya maskapai pertambangan raksasa seperti PT. Freeport McMoRan, Inc. kita masih saja lugu dan polosnya percaya mitos tersebut sebagai mantara sakti pengusir kemiskinan.”
“Namun faktanya justru berkata lain. Hanya kemiskinan dengan wajah melarat mewarnai hari-hari penuh iba kita jumpai dengan kondisi hidup tak layak.” Tegas saya pada istri dan keluarga
“Ironis bukan?”
Fakta lain menujukkan hanya segelitir orang di Timika yang bisa menikmati kehidupan layak ketika PT. Freeport beroprasi, situasi ini tidak berdampak secarah nyata atas masyarakat setempat. Walaupun Freeport kemudian sering dan bahkan rutin memberikan program beasiswa kepada anak-anak setempat untuk study lanjut baik S1, S2. Sebagai sedikit upaya atas kepedulian terhadapa masyarakat.
Namun itu tidak seberapa di banding keuntungan yang di dapatkan oleh Freeport, dengan keuntungan yang melimpah di peroleh Perusahaan asal Negeri Paman Sam tersebut. Justru menyulap hutan belantara dengan cara membuat kota dalam hutan sering di sebut orang dengan Kuala Kencana.