Mohon tunggu...
Bagus Sukma Pradana Putra
Bagus Sukma Pradana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Jember.

saya merupakan pelajar atau mahasiswa dari program studi magister pendidikan IPS, Universtias Jember. saya memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Pendidikan yang Berpusat pada Manusia, Perspektif Filsafat Humanistik dalam Konteks Indonesia

28 November 2024   08:20 Diperbarui: 28 November 2024   08:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan USBN dikelola oleh sekolah secara mandiri. USBN perlu dilaksanakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Ujian berbentuk ujian tertulis, atau bentuk ujian lainnya, seperti makalah atau portofolio. Kebijakan ini dirancang untuk memberikan kebebasan kepada guru dan sekolah pada saat memberikan evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik.

Kebijakan dalam menyederhanakan format RPP. Hal ini diperkenalkan untuk memberikan kebebasan kepada guru dalam memilih, menggunakan, membuat, dan mengembangkan format RPP. Komponen inti dalam Format RPP tersebut, antara lain mencakup: 1) tujuan pembelajaran, 2) kegiatan pembelajaran, dan 3) penilaian.

 Kemandirian dalam membuat RPP ini akan memberikan waktu yang cukup bagi guru dan peserta didik untuk bertukar pikiran dan membantu mereka agar semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain menyederhanakan RPP, kebijakan ini juga memiliki tujuan untuk meringankan beratnya pembelajaran di sekolah.

Sistem zonasi PPDB lebih fleksibel. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan sistem zona tanpa ragu dalam program pembelajarannya sendiri, tetapi dengan keputusan yang realistis.Mengatasi kesenjangan lingkungan dan keterampilan (Anjelina et al.,2021).

Merdeka belajar dalam perspektif filsafat humanism, menurut Carl Rogers filsafat pendidikan humanisme yang membedakan dua jenis pembelajaran, yaitu kesadaran (awareness) dan pengalaman belajar (Learning Experience). Menurutnya, prinsip pendidikan dan pembelajaran merupakan faktor mendasar yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajar. Prinsip pembelajaran humanistik Carl Rogers:

  • sebagai manusia, ada kekuatan yang wajar dari individu untuk belajar, sehingga hal-hal yang tidak bermakna tidak perlu dipelajari oleh peserta didik;
  • Peserta didik belajar hal-hal yang akan bermakna pada dirinya;
  • Bahan mengajar berarti berarti bahan dan bahan dan ide baru, dalamkerangka yang bermakna bagi peserta didik; dan
  • Pembelajaran bermakna bagi masyarakat modern yaitu, belajar tentang suatu proses.

Filsafat dan konsep merdeka belajar memperhatikan guru sebagai fasilitator. Ciri-ciri guru yang sesuai adalah sebagai berikut:

  • Guru yang menganggap orang lain pandai memecahkan masalahnya;
  • Guru ketika melihat orang lain sebagai sosok yang ramah dan mudah didekati dan ingin berkembang;
  • Guru cenderung melihat orang lain adalah sosok yang harus dan pantas untuk dihargai;
  • Guru yang mampu melihat perilaku orang-orang disekelilingnya, pada prinsip dasarnya merupakan bentuk perkembangan yang berasal dari dalam dirinya; karena itu ia bukan merupakan hasil dari proses terjadinya peristiwa eksternal yang dikandung dan diarahkan.Dia menemukan bahwa orang adalah kreatif dan aktif; karena itu jangan pasif atau malas;
  • Seorang guru menganggap yang lain pada dasarnya dapat dipercaya,dalam arti bahwa dia akan memiliki perilaku yang sesuai dengan aturan; dan
  • Guru yang melihat orang lain mampu tumbuh dan berkembang, tanpa menghalangi apalagi mengancam (Herpanda & Neviyarni S, 2022).

Guru diberikan kewenangan yang sangat luas dalam menentukan jenjang kurikulum dan menggunakan metode dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dapat memaksimalkan proses pendidikan dan pembelajaran baik dari perspektif budaya, wilayah, sosial ekonomi dan infrastruktur.

 Nadiem juga memiliki rencana untuk mengubah bentuk kegiatan pelatihan guru dari seminar atau lokakarya menjadi bentuk pelatihan yang sangat praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran mandiri. 

Dengan bentuk pelatihan semacam ini, guru diharapkan mampu mengimplementasikan kurikulum yang lebih luwes (fleksibel) dan mudah dipahami. Singkatnya, merdeka belajar memberikan keleluasaan kepada seorang guru untuk dapat memilih dan menggunakan metode serta bahan pembelajaran sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat setiap peserta didik, sambil tetap berkualitas tinggi (Roger, 2021).

Penilaian dalam filsafat pendidikan humanisme juga sejalan dengan menggunakan konsep merdeka belajar dimana evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap output saja melainkan juga terhadap keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian juga tidak boleh membahas aspek perilaku sebagai kepribadian yang dimiliki peserta didik. Penilaian bukan hanya sebuah keputusan untuk memilih apakah peserta didik tersebut telah berprestasi atau tidaknya. 

Penilaian harus dilakukan dengan cara menyeluruh & tidak terdapat banyak hal yangg mengakibatkan tidak adanya sistem peserta didik. Sistem perangkingan hanya akan menciptakan jurang jurang yg terletak dalam subyektivitas guru pada menilai suatu individu peserta didik (Juita & Yusmaridi, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun