Mohon tunggu...
Bagus Sukma Pradana Putra
Bagus Sukma Pradana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Jember.

saya merupakan pelajar atau mahasiswa dari program studi magister pendidikan IPS, Universtias Jember. saya memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Pendidikan yang Berpusat pada Manusia, Perspektif Filsafat Humanistik dalam Konteks Indonesia

28 November 2024   08:20 Diperbarui: 28 November 2024   08:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat merupakan hal yang penting bagi pendidikan, karena tanpa filsafat pendidik akan bisa kehilangan pedoman ketika merancang, melaksanakan, dan meningkatkan kualitas pendidikan (Ornstein, 2007). Zais (1976) juga menjelaskan bahwa filsafat mengkaji knowledge of the good life yaitu membantu pendidik memahami hakikat hidup yang baik bagi individu dan masyarakat. Kehidupan yang baik inilah yang menjadi dasar dan domain pendidikan dan kurikulum. 

Filsafat dapat membantu pengembang kurikulum dalam mentukan kriteria tujuan, proses, dan sasaran kurikulum Pendidikan (Zais, 1976). Hal inilah yang mendasari alasan mengapa filsafat merupakan salah satu fondasi kurikulum, karena filsafat memuat pengetahuan yang baik bagi peserta didik atau mahapeserta didik untuk mencapai keberhasilan hidup.

Terkait dengan filsafat pendidikan, Ornstein dan Hunkins (2013) mengemukakan bahwa filsafat pendidikan menentukan keputusan, alternatif dan pilihan kependidikan yang dipedomani pendidikan dan pengembang kurikulum (Ornstein & Hunkins, 2013). Filsafat pendidikan adalah aktivitas berpikir yang mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.

 Pohan (2019) menyatakan bahwa filsafat pendidikan dijadikan dasar dan pandangan dasar bagi pelaksanaan Pendidikan (Pohan, 2019). Pendidikan dapat dikatakan sebagai aplikasi pemikiran filosofis. 

Oleh sebab itu filsafatlah yang memberikan kerangka konseptual yang holistik tentang manusia dan pendidikan. Pemaknaan pendidikanpun berawal dari pemaknaan hakikat manusia. Berbagai aliran filsafat yang berbicara tentang manusia melahirkan teori pendidikan yang dipraktikan dalam proses pembelajaran yang dirancang oleh pendidik atau pakar pendidikan. Filsafat dikatakan sebagai induk dari segala pemikiran dalam teori pendidikan.

Berdasarkan filsafat Pendidikan salah satu aliran filsafat yang digunakan dalam dunia Pendidikan saat ini adalah aliran filsafat humanistic. Sedangkan menurut Veugelers (2007) Pendidikan dalam perspektif Filsafat humanistik menitikberatkan pada pengembangan rasionalitas, otonomi, pemberdayaan, kreativitas, kasih sayang dan kepedulian terhadap kemanusiaan. 

Berdasarkan pendekatannya, Moskowitz (1978) menyatakan bahwa " ada dua pendekatan utama dalam pendidikan humanistik, pertama adalah pada perasaan. Pendidikan humanistik berfokus pada fakta bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh apa yang dirasakan peserta didik tentang diri mereka sendiri". Kedua adalah menonjolkan keunikan masing-masing individu. Mengaktualisasikan diri berarti berfungsi semaksimal mungkin".

Selama kurun waktu 2.500 tahun, tradisi humanistik telah menawarkan berbagai model kemanusiaan terbaik yang oleh orang Romawi disebut humanitas. Dalam wacana klasik Barat berkembang pada komunitas Yahudi, Kristen, Yunani dan Romawi. 

Dan juga berkembagn di Timur seperti Konghucu dan Budha, konsep ini terdiri dari nilai-nilai utama berupa kebijaksanaan, keadilan, kemanusiaan, perdamaian dan harmoni. 

Kemudian Secara lebih spesifik, dapat ditemukan dalam tradisi-tradisi kebudayaan saat ini tentunya dalam proporsi dan penekanan yang berbeda seperti pada kualitas pendidikan yang berwawasan luas, pemikiran reflektif, karakter mulia, selera yang baik, keramahan, kebajikan, dan tanggung jawab sosial (Aloni, 2007).

Sedangkan wacana humanis modern diantaranya: aliran naturalis, liberal, eksistensialisme, progresif, kritis dan radikal. Kesemua aliran tersebut telah menambah kualitas-kualitas humanistik seperti : otonomi dan keaslian pribadi, aktualisasi diri, pemikiran kritis, imajinasi kreatif, rasa hormat terhadap orang lain, kepedulian yang penuh empati, keterlibatan kewarganegaraan, demokratis, serta kepatuhan terhadap etika global hak asasi manusia, multikulturalisme, dan tanggung jawab lingkungan (Aloni, 2011).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun