Di ketuknya sekali ruangan Tuan besar.
“Masuk, rus!” Seru Tuan besar dari dalam.
“Duduklah di situ,” Tuan besar menghampiri dirinya. Menjabat tangan padanya.
“Sudah lama kamu sampai?” Tuan besar melepaskan pandangan ke arahnya.
“Sejam yang lalu, Tuan.”
“Bagus.. Bagus.. Saya senang melihat kedisplinan yang kamu tunjukkan.” Wajah Tuan besar gembira.
Rusmana senang mendapatkan pujian itu. Wajahnya seketika berbinar-binar.
***
Setibanya di rumah, Rusmana justru menekuk wajahnya. Tak bergairah. Sempat murung beberapa saat setelah akhirnya Rusmini menegur dirinya.
“Ada apa sih pak, kok murung begitu.” Tak di gubrisnya perkataan istrinya.
Rusmana melesatkan bola-bola matanya seperti memandang jauh ke depan.