Puisi-Puisi Bagus Styoko Purwo
Penyair Forum Sastra Bekasi
Sajak Urban
Debu berangkat ke udara
Langit kotor merana
Ketika manusia terjaga
Hilang kesejatian kata
Kata-kata berjejalan
Dalam kota sumpek
Keringat menyalin asa
Manusia lupa pada asal
Sajak berbaris di media
Berpijak pada isi kepala
Penyair dan penguasa
Bersaling himpit dalam kenyataan
Bekasi, 11 Agustus 2016
Sajak Jenuh
Kepala bersanding jenuh
Terkotak-kotak beban masa depan
Anak-anak berusaha mengusir kemalangan
Dari sekolah dasar hingga tamat sma
Muatan-muatan kebijakan tersampaikan
Di seminar, penataran, sosialisasi aturan
Agar bapak ibu guru terbawa perubahan
Namun penghasilan sebulan diam di tempat
Bekasi, 11 Agustus 2016
Sajak Malam
bila malam silih berganti angina
 berhenti di antara dengkur mencari
ke mana lobang mimpi menjumpai kekasih tak sampai di hati ini
pagi sebentar lagi berbunyi
bersama gerimis embun
 angina tak sabar menenun hari
 entah apakah kekasih sungguh menjaga hati
Bekasi, Juli 2016
Tiba-tiba hujan air mata
Berkabut malam membasahi seprai kamar
Gemuruh ombak yang terasa di kerongkongan
Kemarau panjang yang membumi hangus ladang
Sayatan luka yang membasahi bingkai dirinya dan kenangan bersamanya
Hidup pun enggan mati pun jangan
Selaput Darah Berkerudung Hitam
malam sudah tak sedingin dulu
yang biasanya menerobos kulit ari
menggoncang-goncangkan aliran darah
muncrat memercaki pakain putih
sebelum sembahyang di mulai
pagi sudah tidak sesejuk dulu
ketika ketiak daun-daun basah embun
burung-burung camar mengaji di dahan dahan
pak tua yang batuk-batuk diam sesaat
dan meninggal menjelang dhuha datang
langit sudah tidak setinggi dulu
di mana para malaikat begitu lelah menggapai ke angkasa
dan suara-suara langit tak mudah terjamah para normal
ramainya bumi bahkan dengan mudah menganggu khusyu dzikir para malaikat
dan pada mulanya darah itu menghidupkan manusia
memberikan energi bernyawa dan bergerak terjang sana sini
jantung bernada mayor minor
seolah seperti nyayian malam-malam cinta yang bersenyawa
mengiringi, mengentak-hentak bumi
seketika saat selaput darah berkerudung hitam itu
berakhir dengan hamdallah dan basuhan air sekujur tubuh
Bekasi, 19 Mei 2012
Sebentar Berfilsafat
Cinta kebenaran
Cinta kebijaksanaan
Permulaan cinta
bumi yang hampar
manusia jualah yang tertampar
sebuah kebaikan berasal dari secuil garam
lalu, membukit bahkan menyerupai pucuk merapi
mengepul, berlava, dan sungguh mencengkam
ketika bagaimana terjadinya
filsafatlah yang bercerita
tentang Tuhan
realitas agung yang bahkan segengam saja
telapak tangan tangan yang meleleh
sebab kandungan Tuhan
manusia papah menimangnya
tentang manusia
realitas bernyawa dan bergerak
suara tajam yang merobek-robek kelam
menara angkuh yang menjuntai
bahkan manusialah yang memulai
tentang alam
realitas peranakan unsur-unsur material
tumbuh perlahan dan dewasa sekarang
hingga pada akhirnya
kita semualah yang menunggu
pada saat panggilan itu menggema
manakah yang tersebut sebagai keabadiaan tunggal, kemajemukan berantai, dan makro kosmologi peradaban yang terekam-
Bekasi, 21 Mei 2012
Bagus Styoko Purwo, penyair Forum Sastra Bekasi, tinggal di Babelan Kota, mengajar di SMK Ananda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H