Mohon tunggu...
Bagus AniPutra
Bagus AniPutra Mohon Tunggu... Dosen - Psikolog Sosial

Dosen Pasca Sarjana Psikologi UNTAG Surabaya Lean Manager PT. Sekar Laut, Tbk

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Anatomi Virus Korupsi

9 Desember 2019   13:11 Diperbarui: 10 Desember 2019   14:15 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan Richard Dawkins menambahkan bahwa meme ini bersifat dapat diturunkan secara genetis (selfish gene) bahkan dengan proses replikasi, ia mampu memperkuat eksistensinya dalam pemikiran manusia. Kondisi ini yang membuatnya oleh para ahli sebagai 'virus aktif' yang mampu berkomunikasi dengan unit pada individu lain. 

Namun proses replikasi, genetis dan keaktifan meme dalam berkomunikasi ini tidak membuat kita pesimis untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit korupsi. Kondisi ini disebabkan ia juga mampu dipengaruhi oleh lingkungan dan bermutasi sebagaimana sifat genetis biologis lainnya. Oleh karena itu, peranan lingkungan yang menjadi penyebab dan pengaruh bagi individu juga dapat dijadikan penangkal. Karena 'doktrin' moral dan religiusitas pun dapat disebarkan dan diinternalisasi oleh meme. Dengan demikian, penangkalan virus korupsi ini juga menggunakan 2 cara;

Kultural; masyarakat harus selalu menginternalisasi nilai bahwa korupsi adalah perbuatan negatif/ menyimpang sehingga akibat dari tindakan korupsi menyebabkan kesengsaraan rakyat. Sebenarnya secara psikologis, manusia takut dikatakan menyimpang dari norma-norma sosial. Jika kita bisa melakukan social punishment kepada perilaku korupsi maka setidaknya ada efek malu kepada pelaku dan keluarganya.

Struktural; pemerintah disarankan untuk menciptakan birokrasi yang efisien dengan mengutamakan filosofi birokrasi pemerintah, yaitu social benefit, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan birokrasi yang efisien (lean government) maka celah tindakan koruptif dapat dicegah.

Semoga hari anti korupsi dunia tidak hanya diperingati dengan rutinitas momentum namun dengan gebrakan kebijakan publik yang pro kemakmuran rakyat, bukan kemakmuran oknum pejabat.

Dr. M. G. Bagus Ani Putra

Psikolog Sosial

Dosen Pascasarjana Psikologi UNTAG Surabaya

Lean Manager PT. Sekar Laut, Tbk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun