"Kali ini aku harus meminta bantuan sama Anto. Semoga dia bisa membantuku."
Akupun langsung memanggilnya. Namun, nomor hp nya sama seperti istriku. Tidak merespon sama sekali. Kondisi seperti ini, aku harus memikirkan tugas, ditambah lagi memikirkankondisi anak dan istriku. Perasaan dan pikiranku terasa pecah. Aku hanya bisa pasrah.
***
Saat itu, istriku sedang berkencan dengan seorang lelaki. Sedangkan anaknya ditinggalkan bersama tetangga. Hal itu membuat tetangga mencurigai kelakuan istriku. Sehingga ia berusaha mengikuti kemana istriku pergi.
Malam itu, istriku pergi kesuatu tempat menggunakan taxi, hingga turun di tengah jalan. Dekat di samping kanan mobil sedan berwarna putih. Istriku memasuki mobil itu. Sampai 15 menitan, mobil baru bergerak.
Tetanggaku berusaha mengkuti kemana-un mobil itu pergi. Dan ternyata, mobil itu menuju ke arah Hotel. Dugaan tetanggaku selama ini semakin yakin. Kalau istriku telah bermain api.
"Aduh, jangan-jangan emang benar. Kalau Istrinya Pak Dika itu selingkuh. Aduh... giaman kalau pak Dika Tahu??" ucap tetanggaku dengan wajah yang panik.
Ia terus mengikuti istriku. Saat keluar dari mobil, istriku langsung dirangkul oleh lelaki lain. Mereka berdua menuju ke arah kamar. Pintarnya tetanggaku, ia mencoba berdialog kepada petugas hotel. Lalu meminta petugas hotel menaruh sebuah kamera ke kamar yang di pesan oleh istriku. Awalnya petugas hotel menolak, namun tetanggaku berusaha membujuknya. Dan akhirnya, mau menerima permintaan tetanggaku setelah menerima segepok uang merah.
"Berhenti!" teriak petugas hotel saat istriku sedang membuka kunci pintu kamar.
"Ada apa mba?" tanya istriku.
"Kamarnya belum kami bersihkan bu, jadi mohon tunggu sebentar."