Secara buatan, seperti pembangunan dinding penahan gelombang, pembangunan sarana pelindung pantai seperti groin, revetment dan lain-lain. Upaya struktural mitigasi dengan cara buatan tersebut perlu direncanakan secara cermat karena dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pola dan karakteristik gelombang yang dalam jangka panjang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya abrasi di tempat lain.
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dapat berupaya membangun sarana dan prasarana mitigasi struktural tersebut. Pemerintah dapat bekerja sama dengan para akademisi ataupun praktisi serta komunitas mangrove. Akademisi dan praktisi dapat membantu pemerintah dalam menganalisis perencanaan bangunan pelindung pantai sesuai topologi dan geografi wilayah Pantai Kertasari. Sedangkan komunitas mangrove dapat membantu pemerintah dalam upaya penanaman hutan mangrove.
Upaya Mitigasi Bencana Abrasi Pantai Non Struktural
Upaya non struktural merupakan upaya non teknis yang menyangkut penyesuaian dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi struktural maupun upaya lainnya. Upaya mitigasi bencana abrasi non struktural adalah sebagai berikut :
- peraturan perundangan yang mengatur tentang bencana alam,
- pembuatan standarisasi dan metode perlindungan pantai,
- penyusunan batas garis pantai,
- pengembangan Sistem Peringatan Dini Bencana Abrasi Pantai. Sistem peringatan dini bencana abrasi merupakan suatu informasi yang menggambarkan terjadinya abrasi pantai yang disebabkan oleh interaksi antara gelombang dengan daratan di sepanjang garis pantai. Beberapa informasi penting dalam sistem peringatan dini tersebut adalah lokasi terjadinya abrasi serta tingkat abrasinya, faktor dominan penyebab abrasi, kondisi topografi dan geologi, serta aktivitas manusia yang mempercepat terjadinya abrasi pantai.
Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dapat membuat peraturan perundang-undangan tentang bencana alam terkait abrasi, standarisasi dan metode perlindungan untuk Pantai Kertasari, penyusunan peta batas garis pantai, dan juga pengembangan system peringatan dini. Dalam upaya ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dapat bekerja sama dengan akademisi, praktisi, dan juga Badan Informasi Geospasial.
Hasil Analisis Kondisi Pantai Kertasari
Berdasarkan kondisi Pantai Kertasari, pantai ini cukup eksis dijadikan tempat wisata oleh para wisatawan dan juga banyak kegiatan perekonomian warga sekitar yang melalui jalan di sekitar pantai ini. Dari hasil kajian penulis, Pantai Kertasari lebih cocok dibangun sarana dan prasarana pelindung pantai tipe groin atau revetment.Â
Dengan adanya pelindung pantai tipe tersebut, wisatawan tetap dapat menikmati keindahan bibir pantai dan tidak menggangu kegiatan perekonomian warga yang sering melalui jalan di pinggir pantai tersebut. Mitigasi bencana abrasi dengan penanaman mangrove akan mematikan industry pariwisata di wilayah pantai ini, sedangkan pembangunan sarana dan prasaran pelindung pantai tipe lain tidak cocok dengan alasan kondisi real di wilayah pesisir pantai tersebut.
Kesimpulan
Abrasi merupakan peristiwa tahunan yang terjadi di pesisir Pantai Kertasari, Kabupaten Sumbawa Barat. Pemerintah dan masyarakat harus berupaya mengurangi dampak abrasi. Mitigasi bencana  dilakukan secara struktural dan non struktural.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkah mitigasi yang tepat untuk dilakukan terhadap Pantai Kertasari adalah pembangunan sarana dan prasarana pelindung dengan tipe grain atau revetment dengan pertimbangan kondisi pantai tersebut. Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dapat melakukan langkah mitigasi non struktur yang meliputi pembuatan peraturan perundang-undangan tentang bencana alam terkait abrasi, standarisasi dan metode perlindungan untuk Pantai Kertasari, penyusunan peta batas garis pantai, dan juga pengembangan system peringatan dini. Dalam upaya ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dapat bekerja sama dengan akademisi, praktisi, dan juga Badan Informasi Geospasial.
Daftar Pustaka
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2004. Pedoman Mitigas Bencana Alam Di Wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Yuwono, N. (1991). Teknik Pantai. Jakarta: Gajah Mada University Press
Pratikto, A., Suntoyo, Solikhin, & Sambodho, K. (2014). Struktur Pelindung Pantai. Jakarta: PT.MEDISA