Mohon tunggu...
Bagus Arilaksana
Bagus Arilaksana Mohon Tunggu... Akuntan - Status sebagai pelajar, dan penulis

Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peralihan Konsep Keuntungan ke Konsep Kesejahteraan dalam Green Accounting

26 November 2020   16:24 Diperbarui: 26 November 2020   16:31 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak-hak tersebut memunculkan kewajiban bagi perusahaan untuk dipenuhi dengan baik. Kewajiban kepada masyarakat dapat ditumbuhkan dengan perhatian langsung terhadap isu yang sedang terjadi, misalkan di suatu daerah tempat berdirinya perusahaan a timbul masalah penumpukan sampah yang telah merusak pemandangan serta menimbulkan bau busuk, dari masalah itu agar ditanggapi bersama oleh perusahaan dan masyarakat melalui gotong royong pembersihan sampah, perusahaan juga dapat menciptakan sebuah zona pemberdayaan masyarakat agar sampah yang ada dapat di daur ulang ataupun dibuatkan kerajinan tertentu. Kewajiban terhadap lingkungan dapat dilakukan dengan menggunakan sumber energi terbarukan dalam aktivitas bisnis, penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, menciptakan produk yang sehat, dll.

Tindakan seperti inilah yang diharapkan terjadi bagi seluruh unit usaha. Aktivitas CSR yang dilakukan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan harus mengeluarkan kas, tetapi perlu dipahami tindakan ini adalah sebuah investasi jangka panjang yang bukan hanya menguntungkan namun dapat menjadi alasan bagi tumbuhnya kesejahteraan.

Kesejahteraan menjadi sangat penting dalam kehidupan sosial saat ini, mengingat bahwa perusahaan dalam aktivitasnya tidak hanya digerakkan oleh seorang individu melainkan gabungan kerja bersama dari karyawan, staf, manajer, direktur, komisaris, pemegang saham dll. Untuk itu bagian-bagian ini harus diperhatikan secara kesinambungan agar usaha yang dilakukan tetap berdiri kokoh. Yang perlu ditekankan adalah bagaimana memfasilitasi karyawan sebagai kelompok individu yang berhubungan langsung dengan aktivitas bisnis agar nyaman untuk bekerja. 

asilitas yang diberikan dapat berupa tanggapan atas aspirasi yang disampaikan, penjalanan program kesehatan dan keselamatan kerja, tunjangan asuransi, dan bonus lain sehubungan dengan pekerjaan. Selain pihak di dalam usaha, terdapat juga pihak lain yang berasal dari luar perusahaan yaitu masyarakat dan lingkungan. Masyarakat dan lingkungan menjadi penting untuk disejahterakan karena kinerja perusahaan yang bersinggungan dengan interaksi sosial dan pemanfaatan sumber daya alam. Program-program milik perusahaan pun harus menjungjung tinggi keberlanjutan guna pencapaian kesejahteraan.

Pencapaian kesejahteraan bersama dapat diwujudkan perusahaan melalui pengimplementasian ajaran green accounting. Dalam ajar tersebut perusahaan dituntun untuk mentransformasikan konsep yang telah lama ada yaitu konsep untuk pencarian keuntungan yang maksimal menuju konsep kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimaksud adalah penciptaan tatanan kehidupan yang harmonis melalui sinergi akan pentingnya keberlanjutan demi penunjang kehidupan bersama.

Akuntan sebagai kelompok yang menjalankan proses akuntansi harus berkomitmen untuk menjalankan paham green accounting. Jadi dari komitmen tersebut akuntan tidak hanya mengeluarkan laporan keuangan saja sebagai gambaran kinerja bisnis, namun juga menyusun laporan CSR guna memberikan gambaran atas dampak yang ditimbulkan perusahaan beserta program-program dalam penanggulangan dampak tersebut.

Implementasi green accounting merubah pola pikir akuntan dan pelaku usaha dari yang awalnya berfokus pada kebutuhan informasi keuangan pada stakeholder dominan yang memberikan pengaruh besar dalam pencapaian keuntungan, beralih pada fokus untuk menyediakan informasi tentang aktivitas bisnis dan dampaknya terhadap lingkungan bagi seluruh stakeholder mencakup masyarakat luas dan masyarakat di sekitar perusahaan. Beralih dari pandangan bahwa akuntansi hanya memperoses dan melaporkan informasi yang bersifat material dan dapat diukur, menuju pemerosesan dan pelaporan informasi yang material dan dapat diukur namun memiliki konteks keberlanjutan. 

Akuntansi yang awalnya hanya memperhitungkan dampak ekonomi yang secara langsung berpengaruh pada nilai perusahaan sehingga hal-hal yang tidak terlalu berdampak akan diabaikan dalam proses pelaporan keuangan, beralih menjadi akuntansi yang juga mengemukakan dampak-dampak sosial dan lingkunganya secara penuh. Maka dari itu penting untuk menjadi komitmen bersama dalam peralihan konsep ini guna mencapai kesejahteraan bersama antara perusahaan, masyarakat, dan lingkungan alam. 

Konsep kesejahteraan menjadi awal baru dari transformasi kehidupan yang berkelanjutan. Keberlanjutan adalah sebuah jawaban dari semua kasus kerusakan yang terajadi melibatkan hubungan perusahaan dengan lingkungan. Melalui keberlanjutan, agar disikapi bersama oleh pemilik perusahaan dan manajemen tentang tindakan usahanya yang mampu merusak lingkungan secara jangka panjang. Harapan tentang kesejahteraan bersama dapat dicapai apabila kesadaran akan pentingnya lingkungan ada dalam benak setiap individu. Kesadaranlah yang akan menciptakan sebuah kekuatan bersama untuk tidak melakukan hal yang merusak, dan selanjutnya muncul harmonisasi lingkungan.

Referensi

Amelia, AR. 2019. 11 Perusahaan Migas Dan Tambang Terkena Sanksi Pencemaran Lingkungan. (Online). Diakses pada 12 Oktober 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun