“Iya Kisanak…Pondok Saladah, masih jauhkah?”
“Tidak! Sekitar satu jam perjalanan dari sini, tapi aku sarankan istirahatlah dulu! Hujan rintik-rintik mengakibatkan jalanan menjadi licin”
“Jika hanya satu jam lagi, kami akan tetap melanjutkan perjalanan….terimakasih kisanak atas tawarannya”
“Kalau kalian bersikeras untuk melanjutkan perjalanan silahkan, tapi kalian tetap harus hati-hati” Katanya sambil tersenyum
Kami merasakan ada yang aneh dengan senyuman itu entah kenapa perasaan menjadi tidak enak. Dengan mempercepat langkah, kami berharap segera dapat bertemu dengan rombongan atau mungkin saja kami segera sampai di tujuan. Semilir angin yang dingin membuat langkah kami sedikit tersendat, karena sibuk mengatur ritme tubuh ini agar kehangatan tetap terjaga. Padahal kami sudah memakai jas hujan khusus naik gunung yang sengaja dibeli dari gerai outdoor ternama, yah! kami memang sangat fanatik dengan merk ini. Dari sepatu, sandal gunung, tas, jaket, tenda dan peralatan lainnya berasal dari Eiger. Namun, tetap saja hawa dingin ini masih menembus badan kami.
Memasuki areal hutan pinus perjalanan menjadi agak berat dikarenakan faktor cuaca yang habis turun hujan mengakibatkan kabut turun lebih cepat. Langkah kami yang tadinya dipercepat kini mulai sedikit agak mengendap, kami sepakat untuk menghentikan perjalanan. Kami keluarkan senter, lampu ikat kepala dan juga sarung tangan tebal. Untuk menjaga kehangatan, kami minum ‘bandrek’ seduh yang memang sudah dipersiapkan. Kemudian kami mengulum gula merah sebagai stimulus daya tahan tubuh supaya tetap bugar. Agar tetap dapat bersama-sama dalam perjalanan akhirnya, kami sepakat untuk mengikat pinggang kami dengan tali yang lentur. Semua dilakukan supaya tetap dalam satu barisan. Kabut yang turun begitu tebal membuat jarak pandang menjadi kabur. Tadinya kami hendak berhenti saja dan melanjutkan perjalanan jika cuaca sedikit membaik. Namun, jika kami berhenti di kuatirkan cuaca akan bertambah buruk dan juga tempatnya dirasa kurang aman. Akhirnya, kami tetap melanjutkan perjalanan dengan penuh kewaspadaan dan kehati-hatian. Menurut perkiraan tidak lebih dari tiga puluh menit perjalanan kami akan sampai di tujuan.
“Vi! Coba kontak lagi walkie talki-nya, apa sudah bisa terhubung? Sinyal HP sangat buruk disini”
“Break…Break…D’Bengal…monitor…”
Srrrkkkk….srkkk….tiiiit….
“Gak konek aja! Mungkin masih di luar jangkauan atau karena faktor cuaca”
Srrkkkk….Srrrrkkkkk…tiiitttt