Mohon tunggu...
Mbah Bagong Waluyo
Mbah Bagong Waluyo Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Biasa di panggil Bagong oleh almh. Ibu, sebagai penghormatan padanya .

Seorang Mbah yang terlahir ngapak di Kebumen Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Isen Mulang Ilmu Dayak

5 Agustus 2023   09:59 Diperbarui: 19 Agustus 2023   21:44 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         Kalimantan memiliki arti kali  'sungai' mantan 'besar' jadi Kalimantan berarti pulau yang memiliki sungai-sungai besar, atau sering disebut Bornea, Tanjung Negara dan dalam nama adat terkenal dengan Bagawan Bawi Lewu Telo, dari makna tersebut sudah dapat digambarkan bahwa disamping memiliki banyak sungai tentunya Kalimantan memiliki budaya leluhur dayak adi luhung dan masih dipertahankan sampai sekarang dalam era globalisasi. Begitu juga dalam setiap semboyan setiap Kota dan Kabupaten menggunakan kearifan dan budaya lokal seperti Kalimantan Tengah memiliki semboyan Isen Mulang,  disinilah tempat kami berada.

         Hari Kemerdekaan di tahun ini tidak sepertibiasanya di kota Cantik Palangka Raya, Kalimantan Tengah bendera Merah Putih dan antribut umbul-umbul sudah mulai dipasarkan sepanjang jalan protokol, kantor-kantor pemerintahpun sudah memasangnya sejak tanggal 1 Agustus, hinggar bingar  mulai nampak menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

          Kami tinggal di belakang pasar Kahayan Kota Palangka Raya sebuah perkampungan penduduk yang cukup padat, sebagian besar peduduknya adalah pedagang dan buruh pekerja harian lepas, tempat tinggal kami diatas air dengan rumah panggung menggunakan kayu-kayu baik tiang pancang maupun kerangka rumah semua menggunakan kayu, jika Sungai Kahayan debit airnya besar maka air pun meluap sampai ke bawah kolong rumah kami.

Bahkan jika luapannya besar kami harus mengungsi sebab air masuk terlalu tinggi ke dalam rumah dan pasti dibawah rumah tinggi air setinggi orang dewasa lebih, sungai Kahayan adalah sungai yang berada di Kota Palangka Raya dihubungkan dengan jembatan Kahayan yang diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno Putri 13 Januari 2002 untuk menghubungkan Kelurahan Pahandut Seberang dan tembus ke Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas , Kabupaten Barito Selalatan, dan Kebupaten Barito Utara.

          Aku dua bersaudara anak pertama dari pasangan Dayak di Palangka Raya namaku Cristoper dan adiku bernama Balau, kami hidup dalam budaya dayak dengan Nilai-Nilai Luhur yang ditularkan para Tetua Adat , sehingga kental dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

          Pada suatu sore di teras rumah, kami berbincang santai sambil memandang suangai Kahayan  yang sangat indah dari kejauhan nampak pula jembatan Kahayan hilir mudik kendaraan sebagai hiburan tersendiri bagi kami, saat seperti inilah biasa ayahku memberikan nasehatnya tentang pesan para leluhur.  Sebelum ayah memulainya aku pun mengawali dengan sebuah pertanyaan," Ayah aku sering mendengar tentang semboyan Isen Mulang, di Kalimantan Tengah banyak tertulis di kantor-kantor dan pusat pemerintahan daerah, itu apa maksudnya Ayah," tanyaku dalam bahasa Dayak Ngaju.

          Mulailah ayahku bercerita dalam bahasa Dayak, ayahku memang sudah cukup berumur setengah abab lebih tiga tahun, usia yang sudah cukup makan asam garam dalam menjalani hidup, sambil menyeruput kopi yang desediakan Ibu, mulailah Ayah bercerita :

Nak, suara ayah terdengar sangat lembut  penuh kasih sayang sambil menerawang ,  mata tertuju pada aliran sungai Kahayan, aku dan adiku yang sedang bergelayut pada Ibu mulai menyimak dengan serius.

Dahulu leluhur Dayak memiliki sepasang pemuda dan pemudi mereka berdua adalah bersaudara, Pemuda tersebut bernama Bungai sangat tampan tinggi tegap dan bersahaja keturunan Bangsawan, begitu juga pemudinya bernama Tambun beliau cantik jelita putih bersih layaknya masyarakat Dayak pada umumnya, Tambunpun juga keturunan Bangsawan besar Dayak.

Tambun dan Bungai dididik langsung oleh para Tetua Adat  dalam Huma Betang dengan menerapkan ilmu Isen Mulang yaitu Mamat Menteng, Pintar Harati, Memeh Ureh, Andal dia Batimpal,diajarkan setiap hari sampai Tambun dan Bungai menuju dewasa dan siap untuk meneruskan titah Tetua Adat Dayak.

Sesekali ayah menghela nafas, di usia ayah segitu sudah cukup lelah dan ingatan sudah mulai berkurang, tapi ayah selalu tidak menampakan kelelahan di hadapan anak-anak, ayah selalu bersemangat bahkan kadang sampai berapi-api kalau memeberikan motivasi dan menasehati dari hati nurani yang dalam,  itulah kelebihan ayah buat kami.

Ibu keluar dari dapur sudah membawa goreng pisang seadanya, ditaruh piring di lantai kayu rumah, kami berebut menyantap lahap sebelum ayah melanjutkan ceritanya lagi.

Tambun dan Bungai adalah anak yang cerdas pandai, cantik, tampan sekaligus sebagai Utus Panarung dan tentunya Tambun dan Bungai adalah Utus Itah bagi masyarakat Dayak waktu itu, "ayah melanjutkan ceritanya.

Pada saat dewasa Tambun dan Bungai diuji oleh datangnya Ular Naga yang sangat besar  mengganggu ketentraman masyarakat Dayak, mereka berdua saling bahu membahu menggunakan Ilmu Isen Mulang, untuk menaklukan Naga tersebut, pantang mundur, pantang menyerah melawan naga, karena di dalam jiwa Tambun Bungai sudah tertaham Ilmu Isen Mulang, dan pasti Andal dia Batimpal, Pintar Harati, Mamat Menteng,  al hasil  Naga yang begitu besar dapat ditundukan oleh Tambun Bungai dengan tidak memakan waktu yang lama, akhirnya masyarakat Dayak waktu  tentram dan aman kembali atas jasa dan keberanian Tambun Bungai.

Anak-anaku yang Ayah sayangi," suara ayah sangat lembut terdengar ,  sambil menghela nafas dan menyeruput kopi.

Kita memiliki budaya Dayak yang sangat tinggi, kita memiliki leluhur yang mengajarkan kebaikan dan kebajikan pada sesama, maka siapa lagi kalau bukan kita sebagai orang Dayak yang harus mempertahankannya? Setiap Budaya adat dan istiadat itu tidak pernah ada yang mengajarkan kejahatan, pasti leluhur kita marah kalau kita berbuat tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Dayak, seperti Tambun Bungai dapat dicontoh  selalu pantang menyerah dalam segala keadaan, dan sampai sukses menaklukan Naga.

Kalian belajar yang rajin, serius, semangat jangan takut untuk terus belajar sampai kalian Pintar Harati, Andal dia Batimpal, Mamat Menteng, Mameh Ureh hal itu artinya kalian sudah menerapkan ilmu Isen Mulang, yang menjadi semboyan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah anakku.

Sebelum menutup ceritanya ayah manambahkan sedikit cerita agar kami makin semangat untuk terus belajar, karena kami masih usia sekolah.

Tak lupa pisang goreng dipiring sudah ludes oleh kami berdua,  Ibu dengan senyum cantiknya khas Dayak membelai rambut adiku, sembil menghela napas panjang.

Begini Nak, suara ayah memecah keheningan sore jelang senja, dipinggiran sungai Kahayan di teras kami.

Sejak tahun 1787 Kalimantan Tengah dijajah oleh Belanda/VOC, perlawanan masyarakat Dayak terus dilakukan tanpa rasa takut dan pantang mundur untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai penjajah sampai  tahun 1905 dengan terbunuhnya Sultan Mohammad Saman di Sei Manawing (sekarang Kabupaten Murung Raya) dan beliau dimakamkan di Puruk Cahu.

Perlawanan pun berlanjut pemuda Dayak Kalimantan Tengah mendirikan Sarekat Dayak pada tahun 1919 dan Koperasi Dayak, tahun 1928 kedua organisasi ini bergabung dalam Pakat Dayak. Siapa tokok-tokok Dayak tersebut?

Nah sebentar ya Nak.

Ayah minta tolong Ibu, untuk mengambilkan buku di atas lemari sederhana kami, berjudul Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan, yang di susun oleh Tjilik Riwut, terbit tahun 1993 penerbitnya adalah NR Publishing, Yogyakarta.

Aku bergumam dalam hati, ayah memang banyak koleksi buku-buku, bahkan harta yang sangat dia jaga adalah buku, kalau sudah membaca buku ayah bisa berjam-jam.

Ini ya Yah, kata Ibu

Iya betul,  terima kasih ya Bu, sahut ayah.

Kemudian ayah membuka lembar-demi lembar buku tersebut sepertinya hapal dihalaman berapa tokoh-tokoh tersebut, tidak membutuhkan waktu lama ayah mambacakan siapa saja para tokoh Pakat Dayak waktu itu.

Ini nak tokoh Pakat Dayak ada pada halaman 79 kata ayah, nanti baca ya nak, yaitu Hausman Babu, Anton Samat, Loi Komis, ini generasi pertamanya.

Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C Luran, H Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Manduran, Amir Hasan, Cristian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lagi.

Ayah melanjutkan ceritanya, pada saat Indonesia sudah Merdeka terbentuklah organisasi Penyalur Hasrat Rakyat Kalimantan Tengah diketuai oleh Moris Ismail dalam perjuangannya adalah untuk membentuk Provinsi Kalimantan Tengah, akhirnya pada tanggal 18 Mei 1957 Gubernur Kalimantan Tengah ke-1 Raden Tumenggung Ario/RTA Milono, beliau lahir di Pekalongan Jawa Tengah menyampaikan amanatnya pada acara peresmian dan upacara adat anggota GMTPS (Gerakan Mandau Telawang Pancasila) di desa Pahandut dengan kalimat sebagai berikut :

Bahwa bahwa beliau menyampaikan nama Ibu Kota  Provinsi Kalimantan Tengah sesuai dengan jiwa pembangunan dan tujuan sucinya, nama tersebut dipilih dan diberikan oleh beliau yaitu Palangka Raya, arti dan maksudnya adalah tempat yang suci , yang mulia dan besar. Maka kalau usaha nanti tidak sesuai, lebih baik jangan diberi nama Palangka Raya, demikian ucap beliau.

Kemudian agar segala kegiatan dan usaha harus disesuaikan  dengan makna nama ini dan cita-cita didirikannya  Kalimantan Tengah, serta semoga dapat memberi contoh yang baik bagi daerah-daerah  lainya;

Pada bagian akhir  dari pidato sambutan Bapak Gubernur Raden Temenggu Ario/RTA Milono, bahwa lahirnya Provinsi Kalimantan Tengah memiliki dua keistimewaan :

Pertama :

Pada simbol angka 17, Provinsi Kalimantan Tengah merupakan Provinsi yang ke-17, dilahirkan oleh Kabinet Karya, Kabinet yang ke-17 dan Pahandut Kampung ke-17 dari Kuala Kapuas Ibu Kota Kabupaten  Kapuas dan kampung ke-17 dari Muara Sungai Kahayan.

Kedua :

Lahirnya Provinsi Kalimantan Tengah bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri dan hari Paskah. Karenanya kata Pak Gubernur RTA Milono tetap peliharalah kesucian dan kemuliaan tersebut seterusnya dan janganlah nantinya menjadi tempat perebutan pangkat dan kursi jababatan.

Aku dan adiku berusaha keras memahami apa yang disampaikan ayah dalam cerita sore ini, sambil menarik napas kami berdua mendengarkan lanjutan cerita ayah, sementara Ibu sambil memangku adik.

Nah anak anak, ayah melanjutkan ceritanya :

Presiden Rebublik Indonesia Pertama Ir. Sukarno melakukan Mantejek jihi ije solak (peletakan tiang pertama) pembangunan Kota Palangka Raya pada tanggal 17 Juli 1957 jam 10.17 WIB, yaitu monumen megah yang nampak dari sini, ayah sambil mengacungkan jari telunjuk ke monomen tersebut dekat dengan Jembatan Sungai Kahayan, tepatnya depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, disana berkumpul Presiden RI Pertama Ir. Sukarno, Ibu S Milono ( Istri Gubernur RTA Milono) , Ibu Kusno Utomo (Istri Panglima VI Tanjung Pura), H Patiamun Istri Kapten AD Patiamun, Ir. Pangeran Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan Pertama), RTA Milono Gubernur Kalimantan Tengah pertama yang terkenal dengan Bapak Kalimantan, dan Kolonel Utomo Panglika VI Tangjung Pura.

Kami berdua tercengang  ternayata temapat kita bermain tugu yang ada Presiden RI Pertama Ir. Sukarno adalah dulu berkumpul para perintis dan pejuang Kalimantan Tengah, wow batinku.

Nah anak-anak sebelum ayah tutup cerita ini, ayah berpesan jadilah anak yang menghargai budaya lelulur, karena budaya Dayak terdapat nilai yang adiluhung sampai kapanpun, Isen Mulang adalah salah satunya, bahwa kita jangan gampang menyerah untuk mencapai tujuan, berjuang, belajar, bekerja, bertindak, bersemngat dengan tidak mencederai budaya leluhur dan masyarakat sekitar, maka kita secara tidak langsung sudah menghormati para Leluhur Dayak.

Itulah akhir cerita ayah pada sore ini , dalam hatiku  berseru saya ingin jadi Tambun Bungai menggunakan Ilmu Isen Mulang, supaya sukes di dunia dan berkah di hari kematian, sambil memandang sungai Kahayan yang tidak pernah lelah mengalirkan air sampai kelautan lepas, kamipun masuk ke rumah nampak hari sudah mulai gelap.

Catatan :

Isen Mulang : Maju terus pantang mundur

Mamat  Menteng : Gagah berani

Pinter harati : Cerdik berbudi

Memeh Ureh : Tekun

Andal dia Batimpal :  Hebat tiada batas

Huma Betang :  Rumah adat Dayak

Utus Panarung : Turunan Pejuang

Utus Itah : ideal idaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun