Mohon tunggu...
bagong junior
bagong junior Mohon Tunggu... -

tiada batu yang tak retak dengan tetesan air

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senyum Paksaan

15 Oktober 2014   02:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:00 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

terpana, menderita, apa mungkin imbas simalakama

memandangmu, menggerakkan tubuh

melantunkan kata dengan sebutan anda

masih terurai kibasan kerudungmu

sakit kau biarkan demi gengsi yang mengalahkan penilaian

mereka memang benar atau kita yang terlalu percaya

fatwa itu mendorongmu akan sebuah perpisahan

mendramatisir apa realita kebosananmu?

tiada pengampunan, bekas luka kian menampar

sorotan matamu, lembut bibirmu, dimanakah itu?

semoga bahagiah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun