Memasak makanan di rumah memungkinkan Anda untuk mengontrol bahan yang digunakan, termasuk menghindari bahan pengawet sintetis. Tentu saja ketika kita memasak makanan sendiri, kita hanya memasak untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri atau untuk keluarga. Tidak ada makanan yang terbuang sia-sia dan yang pasti tidak akan menggunakan bahan pengawet. Kecuali, memasak menggunakan bahan pangan dan bumbu yang sudah jadi (buatan pabrik) kemungkinan besar sudah ada bahan pengawet di dalamnya.
Edukasi Diri Sendiri
Menambah pengetahuan tentang bahan tambahan pangan, termasuk bahan pengawet, membantu konsumen membuat keputusan yang lebih bijak saat berbelanja makanan. Maka dari itu, kita juga memiliki pengetahuan mengenai pangan seperti apa yang baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, saya sudah membuat dan membahas di artikel-artikel sebelumnya yang diharapkan dapat menambah wawasan bagi kita yang membaca.
Konsumsi dengan Moderasi
Jika memilih makanan olahan, pastikan konsumsinya tidak berlebihan. Moderasi adalah kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang, dan menurut saya, pangan olahan hanya dijadikan sebagai makanan sampingan, bukan sebagai makanan yang dikonsumsi layaknya seperti makanan pokok. Bukan berarti tidak bagus, akan tetapi pasti ada gizi yang dikorbankan selama proses pembuatannya.
Kesimpulan
Bahan pengawet, khususnya yang bersifat sintetis, dapat berkontribusi pada masalah kesehatan kita jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau digunakan secara tidak tepat. Senyawa seperti nitrosamin dari nitrit, benzena dari natrium benzoat, atau stres oksidatif yang dipicu oleh bahan tambahan pangan tertentu, menunjukkan potensi bahaya bahan pengawet bagi kesehatan manusia.
Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan mematuhi batas aman yang telah ditetapkan oleh otoritas kesehatan, memilih makanan segar, dan mengonsumsi makanan olahan secara moderat. Edukasi konsumen juga sangat penting untuk memastikan bahwa bahan pengawet digunakan dengan aman dan sesuai aturan.
Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan sekaligus tetap menikmati manfaat praktis dari bahan pengawet dalam industri pangan. Ingat, penjelasan saya ini bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, tetapi kita juga perlu melihat sisi baik penggunaan dari bahan pengawet dan bagaimana kita harus bersikap dalam mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet.
Daftar Pustaka
- European Food Safety Authority. (2017). Re-evaluation of nitrites and nitrates added to food. EFSA Journal, 15(6), 4786.
- International Agency for Research on Cancer. (2015). Carcinogenicity of consumption of red and processed meat. The Lancet Oncology, 16(16), 1599-1600.
- World Health Organization. (2016). Nitrate and nitrite in drinking-water. Background document for development of WHO Guidelines for Drinking-water Quality.
- Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2020). Processed meats and cancer risk. Retrieved from https://www.hsph.harvard.edu
- FDA. (2020). "Sodium Benzoate and Benzene Formation." Retrieved from www.fda.gov.
- International Agency for Research on Cancer (IARC). (2015). Processed Meat and Cancer Risk. Lyon: IARC.
- WHO. (2018). "Diet, Nutrition, and Prevention of Chronic Diseases." Geneva: World Health Organization.
- Environmental Health Perspectives. (2021). "Exposure to Benzene and Risk of Leukemia." Retrieved from www.ehpjournal.com.
- Suhardjo, R. (2016). Bahan Tambahan Pangan: Keamanan dan Penggunaannya. Yogyakarta: Andi Offset.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H