Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Auditor - Saya merupakan seorang lulusan Bioteknologi dengan cabang ilmu teknologi pangan. Saya sangat menyukai perkembangan industri pangan, namun tidak hanya sebatas itu saja tetapi merambah ke dunia farmasi dan keamanan pangan.

Saya merupakan seorang praktisi di bidang keamanan pangan dan sistem manajemen mutu yang ingin berbagi pengetahuan yang saya miliki untuk membangkitkan minat literasi kita. Saya memiliki latar belakang pendidikan ilmu Bioteknologi dengan cabang ilmu Teknologi Pangan. Konten yang akan saya buat, tidak akan jauh dari informasi mengenai dunia sains dan pangan. Keinginan saya untuk berperang melawan informasi hoax dan informasi sains yang palsu (pseudosains) mendorong saya untuk berkarya melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sourdough: Apa Itu dan Bagaimana Manfaatnya untuk Kesehatan?

11 Desember 2024   10:06 Diperbarui: 11 Desember 2024   10:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses fermentasi alami memungkinkan bakteri baik (probiotik) dan serat prebiotik berkembang dalam sourdough. Ini bagus untuk kesehatan usus kita. Bakteri asam laktat dalam starter sourdough mendukung mikrobiota usus kita, yang berdampak positif pada sistem kekebalan tubuh dan pencernaan. Bakteri probiotik akan berubah menjadi parabiotik setelah proses pemanggangan roti dan tetap memberikan manfaat baik bagi pencernaan kita.

4. Membantu Penyerapan Mineral

Kandungan asam fitat pada biji-bijian (termasuk gandum) bisa menghambat penyerapan mineral seperti kalsium, magnesium, dan zat besi. Nah, proses fermentasi pada sourdough mengurangi kandungan asam fitat ini, sehingga tubuh kita lebih mudah menyerap mineral dari roti.

Kesimpulan

Sourdough bukan sekadar tren, tapi juga pilihan roti yang lebih sehat. Jika kita bandingkan dengan roti biasa, sourdough lebih rendah indeks glikemiknya, lebih mudah dicerna, dan kaya akan nutrisi yang baik untuk pencernaan. Proses fermentasi alami juga membantu mengurangi gluten dan meningkatkan ketersediaan mineral dari tepung.

Kalau kita ingin mencoba roti yang lebih sehat, lebih enak, dan lebih ramah bagi pencernaan, sourdough bisa jadi pilihan yang tepat. Kita bisa membuatnya sendiri di rumah atau mencarinya di toko roti artisan. Cuman, kita perlu terbiasa dengan rasa dan aromanya yang unik.

Daftar Pustaka

  1. Arendt, E. K., & Dal Bello, F. (2008). Sourdough: Microbiology and Applications. Springer Science & Business Media.
  2. Gobbetti, M., De Angelis, M., Di Cagno, R., & Rizzello, C. G. (2014). Sourdough bread. Bread Making: Improving Quality, 330-359.
  3. Katina, K., Laitila, A., Juvonen, R., & Suomalainen, T. (2006). Sourdough: A tool for the improved flavour, texture, and shelf-life of wheat bread. Food Microbiology, 23(7), 641-651. https://doi.org/10.1016/j.fm.2006.02.007
  4. Poutanen, K., Flander, L., & Katina, K. (2009). Sourdough and cereal fermentation in a nutritional perspective. Food Microbiology, 26(7), 693-699. https://doi.org/10.1016/j.fm.2009.07.011
  5. Ward, G. M., & Brown, R. J. (2009). Glycemic index of sourdough bread. Diabetes Care, 32(6), 1121-1122. https://doi.org/10.2337/dc09-0152

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun